Digitalisasi Pendidikan: Bantuan Papan Belajar Interaktif Prioritaskan Sekolah yang Direhabilitasi
Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) berencana mempercepat implementasi program digitalisasi pendidikan dengan pemberian papan belajar interaktif. Program ini akan diprioritaskan untuk sekolah-sekolah yang telah atau akan menjalani rehabilitasi fisik.
Wakil Menteri Dikdasmen, Atip Latipul Hayat, menyatakan bahwa program rehabilitasi fisik sekolah, mulai dari jenjang SD, SMP, hingga SMA, akan dimulai dalam waktu dekat, diperkirakan pada bulan Juni. Sebagai simbolisasi, bantuan papan belajar interaktif telah diberikan di Bogor dan Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Persis di Kabupaten Bandung.
"Pemberian bantuan di Bogor itu sifatnya hanya simbolis. Program ini tidak terbatas pada satu lokasi saja. Beberapa daerah lain, termasuk SD dan SMP di Kabupaten Bandung, juga akan menerima bantuan serupa. Rehabilitasi fisik sekolah direncanakan dimulai sekitar bulan Juni, dan jadwal lengkapnya akan diumumkan segera," ungkap Atip saat ditemui di SDIT Persis.
Program digitalisasi ini akan dilaksanakan secara bertahap, dengan target awal sebanyak 18.000 sekolah. Namun, implementasinya akan mempertimbangkan kesiapan infrastruktur, seperti ketersediaan jaringan internet dan pasokan listrik. Presiden, kata Atip, menekankan pentingnya memastikan alat bantu belajar digital berfungsi optimal.
"Presiden tidak ingin melihat fasilitas pendidikan yang tidak layak. Oleh karena itu, program digitalisasi ini disinergikan dengan program rehabilitasi fisik sekolah," jelas Atip.
Saat ini, Dikdasmen sedang melakukan pemetaan dan diskualifikasi infrastruktur sekolah yang belum memadai, berdasarkan tingkat kerusakan (berat, sedang, dan ringan). Data dari sistem Dapodik menunjukkan bahwa sekitar 40% sekolah di Jawa Barat memerlukan perbaikan.
Papan belajar interaktif diharapkan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menarik dan efektif bagi siswa. Tujuannya adalah untuk mempercepat dan memperkuat kemampuan literasi dan numerasi siswa. Atip Latipul Hayat menyebutkan bahwa hasil PISA Indonesia belum menggembirakan, sehingga diperlukan penguatan melalui pemanfaatan teknologi sebagai alat bantu belajar.
Selain digitalisasi pembelajaran, pemerintah pusat juga akan memberikan bantuan dalam bentuk rehabilitasi fisik sekolah, peningkatan kualifikasi guru, dan penanganan guru honorer. Program-program ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan secara menyeluruh.