Kelangkaan BBM di Lembata Picu Lonjakan Harga hingga Rp 50.000 per Botol

Kelangkaan BBM di Lembata Picu Lonjakan Harga Hingga Rp 50.000 per Botol

Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali dilanda krisis bahan bakar minyak (BBM). Kelangkaan Pertamax, Pertalite, dan Solar telah menyebabkan harga jual eceran di Lewoleba, ibu kota kabupaten tersebut, meroket hingga mencapai angka fantastis: Rp 50.000 per botol. Kondisi ini telah berlangsung selama beberapa hari terakhir dan menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.

Rikardus Bala, seorang warga Lembata, mengungkapkan keprihatinannya atas situasi ini. "Kenaikan harga BBM yang sangat signifikan ini sudah berlangsung selama tiga hari terakhir," ujarnya dalam keterangannya pada Sabtu, 8 Maret 2025. Harga yang sebelumnya terbilang wajar kini melonjak sebesar Rp 40.000 hingga Rp 50.000 per botol, memberatkan beban ekonomi masyarakat Lembata. Tidak hanya kenaikan harga, kelangkaan BBM juga mengakibatkan antrean panjang di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Salah satu contohnya adalah SPBU Waijarang, yang sejak Jumat, 7 Maret 2025, dipadati kendaraan yang mengular hingga menimbulkan kemacetan lalu lintas.

Kondisi ini mendorong Rikardus untuk mendesak pemerintah dan PT Pertamina untuk segera mengambil tindakan. "Jika dibiarkan berlarut-larut," tegasnya, "dampaknya akan semakin parah, harga bisa terus naik dan masyarakatlah yang menjadi korban." Ia juga menyoroti terbatasnya jumlah SPBU di Lembata, yang hanya berjumlah dua buah dan seringkali mengalami kendala operasional. Peningkatan jumlah SPBU dan ketersediaan BBM yang konsisten menjadi harapan besar bagi warga Lembata agar dapat terbebas dari krisis energi ini.

Menanggapi situasi darurat ini, Mutiara Evi, Officer Communication Relation Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, menyatakan bahwa pihaknya akan segera melakukan koordinasi dengan tim lapangan di Lembata untuk menyelidiki penyebab kelangkaan dan mencari solusi. "Kami akan segera melakukan pengecekan ke tim di Lembata," ujarnya singkat saat dihubungi pada hari yang sama. Pernyataan ini menunjukkan komitmen Pertamina untuk mengatasi permasalahan ini, namun masyarakat Lembata menantikan tindakan nyata dan solusi yang cepat serta efektif untuk meredakan krisis BBM yang tengah melanda wilayah mereka.

Situasi ini menunjukkan betapa pentingnya ketersediaan dan distribusi BBM yang merata dan stabil untuk menopang perekonomian dan kehidupan masyarakat. Ke depan, dibutuhkan upaya yang lebih terintegrasi antara pemerintah, Pertamina, dan pihak terkait lainnya untuk memastikan stabilitas pasokan BBM dan mencegah terulangnya kejadian serupa di masa mendatang. Langkah-langkah strategis, seperti peningkatan kapasitas infrastruktur distribusi BBM di daerah terpencil dan pengawasan yang ketat terhadap praktik penjualan BBM eceran, perlu segera direalisasikan untuk melindungi kepentingan masyarakat.

Tindakan yang Diharapkan: * Penyelidikan menyeluruh penyebab kelangkaan BBM di Lembata. * Peningkatan pasokan BBM ke Lembata secara signifikan dan segera. * Penambahan jumlah SPBU di Lembata untuk meningkatkan aksesibilitas BBM. * Penegakan hukum yang tegas terhadap praktik penjualan BBM eceran dengan harga yang tidak wajar. * Koordinasi dan kerjasama yang lebih erat antara pemerintah, Pertamina, dan pemangku kepentingan lainnya untuk mengatasi permasalahan ini secara berkelanjutan.