Pemerintah Pusat Fokus Revitalisasi Infrastruktur Pendidikan di Bekasi: SDN Padurenan IV Jadi Prioritas

Pemerintah pusat menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas pendidikan dengan memprioritaskan revitalisasi infrastruktur sekolah yang mengalami kerusakan. Salah satu target utama adalah SDN Padurenan IV di Bekasi, Jawa Barat, di mana sekitar 80 persen bangunan sekolah dilaporkan mengalami kerusakan signifikan.

Inisiatif ini merupakan bagian integral dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) yang diinisiasi oleh Presiden Prabowo Subianto. Adita Irawati, Tenaga Ahli Utama Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), menekankan bahwa revitalisasi sekolah adalah wujud nyata dari keseriusan pemerintah dalam menciptakan ekosistem pendidikan yang bermutu dan merata di seluruh Indonesia. Program ini diharapkan dapat mendukung tercapainya visi Indonesia Emas dengan memastikan generasi muda mendapatkan pendidikan yang layak dan berkualitas.

Fokus PHTC tidak hanya pada perbaikan fisik, tetapi juga pada digitalisasi pendidikan. Pemerintah berupaya menjembatani kesenjangan akses terhadap materi pembelajaran yang berkualitas melalui penyediaan:

  • Papan interaktif
  • Laptop
  • Akses jaringan internet
  • Materi pembelajaran digital dalam bentuk hard disk

Digitalisasi ini diharapkan dapat menjangkau anak-anak di berbagai pelosok Indonesia yang selama ini kesulitan mendapatkan konten pembelajaran yang memadai. Inisiatif ini menjadi krusial dan tepat sasaran.

Target pemerintah pada tahun 2025 adalah merevitalisasi sebanyak 10.440 sekolah di seluruh Indonesia. Inspektur Jenderal Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Faisal Syahrul, menjelaskan bahwa program revitalisasi akan menyasar sekolah-sekolah dengan tingkat kerusakan sedang hingga berat. Anggaran yang dialokasikan untuk program ini mencapai Rp 17,1 triliun.

Faisal Syahrul menambahkan bahwa revitalisasi ini bertujuan untuk mewujudkan standar pelayanan pendidikan yang setara di seluruh Indonesia. Dengan infrastruktur yang memadai, diharapkan siswa dapat belajar dengan nyaman dan aman, tanpa terganggu oleh kondisi bangunan yang rusak.

Kondisi SDN Padurenan IV sendiri cukup memprihatinkan. Siswa terpaksa belajar di perpustakaan dan musala karena ruang kelas yang tidak layak. Kepala Sekolah SDN Padurenan IV, Sri, mengungkapkan bahwa kondisi ini menyebabkan ketidaknyamanan bagi siswa. Meski demikian, relokasi sementara ke perpustakaan dan musala dianggap sebagai solusi terbaik daripada memindahkan siswa ke sekolah lain yang lokasinya jauh.

Revitalisasi SDN Padurenan IV merupakan langkah penting dalam upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Dengan infrastruktur yang memadai dan akses terhadap teknologi, diharapkan siswa dapat belajar dengan lebih efektif dan meraih prestasi yang gemilang.