Waspadai Stroke di Usia Muda: Kenali Faktor Risiko dan Pencegahannya Menurut Dokter Saraf
Penyakit stroke, yang seringkali dianggap sebagai masalah kesehatan yang umumnya menyerang kelompok usia lanjut, ternyata juga dapat menyerang individu yang lebih muda. Meskipun prevalensinya lebih rendah dibandingkan pada populasi lansia, penting untuk menyadari bahwa stroke pada usia muda merupakan kondisi serius yang memerlukan perhatian khusus.
Dr. Roslan Yusni Hasan, SpBS, seorang spesialis bedah saraf dari Mayapada Hospital, menjelaskan bahwa insiden stroke pada dewasa muda (usia 18-49 tahun) tercatat sekitar 17 kasus per 100.000 penduduk. Sementara itu, pada anak-anak berusia di atas 28 bulan, angka kejadian stroke adalah sekitar 13 kasus per 100.000 penduduk. Angka-angka ini menunjukkan bahwa stroke bukanlah penyakit eksklusif orang tua, dan risiko pada kelompok usia muda pun perlu diwaspadai.
Menurut Dr. Roslan, stroke pada usia muda seringkali disebabkan oleh kelainan atau masalah kesehatan yang sudah ada sebelumnya. Pada kasus stroke hemoragik, yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di otak, kondisi ini seringkali didahului oleh kelainan seperti:
- Arteriovenosa (AVM): Hubungan abnormal antara arteri dan vena.
- Aneurisma: Penonjolan pada dinding pembuluh darah.
- Kavernoma: Kelainan pembuluh darah yang membentuk rongga berisi darah.
Selain itu, penyalahgunaan obat-obatan terlarang juga dapat menjadi faktor pemicu stroke pada dewasa muda. Hal ini menyoroti pentingnya menghindari penggunaan narkoba dan zat-zat berbahaya lainnya.
Pada kasus stroke iskemik, yang disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah otak, kondisi ini pada usia muda seringkali terkait dengan kelainan jantung, gangguan pembuluh darah, atau kondisi hiperkoagulabilitas (kecenderungan darah untuk mudah menggumpal). Lebih lanjut, gaya hidup yang tidak sehat juga memainkan peran penting dalam meningkatkan risiko stroke iskemik pada kelompok usia muda. Faktor-faktor gaya hidup yang perlu diwaspadai meliputi:
- Merokok
- Penggunaan obat-obatan
- Hipertensi (tekanan darah tinggi)
- Kurangnya aktivitas fisik (sedentary lifestyle)
Dr. Roslan menekankan pentingnya menjaga berat badan ideal dan menghindari obesitas, yang seringkali menjadi konsekuensi dari kurangnya olahraga dan pola makan yang buruk. Ia mengingatkan bahwa komentar tentang berat badan bukanlah body shaming, melainkan pengingat untuk menjaga kesehatan.
Mengingat potensi risiko dan konsekuensi serius dari stroke pada usia muda, penting bagi individu dari segala usia untuk mengadopsi gaya hidup sehat dan mewaspadai faktor-faktor risiko yang mungkin ada. Pemeriksaan kesehatan secara berkala juga dapat membantu mendeteksi dini potensi masalah kesehatan yang dapat meningkatkan risiko stroke.