Tragedi di Balik Harapan: Warga Krayan Meninggal Saat Survei Jalan Alternatif
Kabar duka menyelimuti masyarakat adat Krayan di Nunukan, Kalimantan Utara, menyusul meninggalnya Juehari Ruyen Tiki, seorang warga Desa Wa’Yagung. Pria berusia 44 tahun itu menghembuskan nafas terakhir setelah berpartisipasi dalam survei jalan alternatif yang diharapkan dapat membuka akses menuju desa mereka yang selama ini terisolir.
Kejadian bermula dari antusiasme warga Wa’Yagung menyambut rencana pembangunan jalan sepanjang 14 kilometer yang telah tercantum dalam Perda Tata Ruang 2024. Juehari, meski dalam kondisi kesehatan yang kurang baik, tetap bertekad untuk ikut serta dalam survei jalur yang akan menghubungkan desanya dengan dunia luar. Perjalanan selama dua hari dua malam di tengah hutan belantara yang berat ternyata menjadi pengalaman terakhirnya. Video yang beredar di media sosial memperlihatkan bagaimana Juehari ditandu oleh rekan-rekannya melintasi medan yang sulit dan sungai yang deras, menggambarkan betapa beratnya perjuangan mereka untuk mencapai tujuan.
Rian Antoni, anggota DPRD Nunukan sekaligus adik kandung Juehari, mengungkapkan bahwa desa Wa’Yagung telah lama terisolasi sejak kemerdekaan Indonesia. Kondisi ini menyebabkan warga kesulitan mengakses kebutuhan dasar dan fasilitas kesehatan. Untuk mencapai desa lain, mereka harus melewati jalan berlumpur yang hanya layak dilalui hewan. Selain itu, ancaman hewan penghisap darah seperti lintah menjadi tantangan tersendiri bagi siapa pun yang memasuki wilayah tersebut. Pengangkutan barang pun masih mengandalkan tenaga kerbau, menambah beratnya kehidupan di desa terpencil ini.
Kematian Juehari menjadi pukulan berat bagi Rian, yang merasa bersalah karena telah mengabarkan rencana pembangunan jalan tersebut kepada warga. Ia juga merasa bertanggung jawab atas kepergian kakaknya. Sebagai bentuk penebusan dosa, Rian berjanji akan menanggung biaya pendidikan ketiga anak Juehari yang masih kecil, sepeninggal ibunya tiga tahun lalu. Juehari sendiri dikenal sebagai sosok ayah yang bertanggung jawab dan tokoh masyarakat yang memiliki semangat tinggi untuk memajukan desanya. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan seluruh masyarakat Krayan.
Kisah Juehari menjadi pengingat akan kondisi wilayah-wilayah terpencil di Indonesia yang masih membutuhkan perhatian lebih dari pemerintah. Semangatnya untuk memperjuangkan perubahan bagi desanya diharapkan dapat membuka mata para pemangku kebijakan agar segera mengambil langkah-langkah konkret untuk meningkatkan infrastruktur dan kesejahteraan masyarakat di daerah-daerah terpencil.