Kurang Tidur Tingkatkan Risiko Stroke pada Generasi Muda, Ini Penjelasan Ahli
Generasi muda perlu mewaspadai dampak buruk kurang tidur atau begadang terhadap kesehatan otak. Studi menunjukkan adanya korelasi antara kebiasaan begadang dengan peningkatan risiko stroke, sebuah kondisi medis serius yang terjadi akibat gangguan pasokan darah ke otak.
Stroke dapat disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Dokter spesialis saraf dari Perhimpunan Dokter Neurologi Seluruh Indonesia (Perdosni), dr. Henry Riyanto SpN, menjelaskan bahwa begadang dapat menjadi faktor risiko stroke karena memicu stres.
"Begadang itu memengaruhi masalah hormonal, dalam arti kata stres. Jika terpaksa begadang, usahakan mengganti jam tidur yang hilang di waktu lain, karena otak kita membutuhkan istirahat," ujar dr. Henry dalam acara Symposium 'Recent Update of Neuroscience & Minimally Invasive Neurosurgery' di Mayapada Hospital Jakarta Selatan, Sabtu (3/5/2025).
Pengelolaan Stres Jadi Kunci
Lebih lanjut, dr. Henry menekankan pentingnya pengelolaan stres dalam mencegah stroke. "Masalah begadang, mungkin pada jangka waktu tertentu, kendali stres, tiap orang pasti punya stres, kenali bagaimana cara holiday-nya, bagaimana cara mengeluarkan stresnya itu," imbuhnya.
Faktor Risiko Stroke: Dapat Dikendalikan dan Tidak Dapat Dikendalikan
Faktor risiko stroke dibagi menjadi dua kategori utama:
- Faktor yang Tidak Dapat Dikendalikan: Faktor ini meliputi riwayat keluarga (genetik) yang memiliki riwayat penyakit stroke.
- Faktor yang Dapat Dikendalikan: Faktor ini terkait dengan gaya hidup dan kondisi kesehatan individu.
Pentingnya Mengenali Kondisi Kesehatan Diri
Dr. Henry menekankan pentingnya bagi setiap individu untuk mengenali kondisi kesehatan mereka sendiri. Hal ini termasuk memahami riwayat kesehatan keluarga, pola kerja, tingkat stres, dan faktor risiko lain yang dapat dikendalikan.
"Kita harus mengenali diri kita sendiri, bagaimana keturunannya, juga pola kerja, stres, dan lain-lain," tegasnya.
Gaya Hidup Tidak Sehat Picu Stroke
Salah satu faktor risiko stroke yang dapat dikendalikan adalah konsumsi makanan tidak sehat (junk food) yang mengandung pengawet, kadar gula tinggi, dan garam tinggi. "Faktor risiko yang bisa dikendalikan seperti konsumsi junk food mungkin menggunakan pengawet tertentu, kadar gula tinggi, garamnya tinggi, ini bisa dinilai menjadi faktor risiko kelainan katastropik," pungkas dr. Henry.
Oleh karena itu, menjaga gaya hidup sehat dan mengelola stres merupakan langkah penting dalam mencegah stroke, terutama bagi generasi muda yang seringkali mengabaikan pentingnya istirahat yang cukup.