Kolaborasi Startup Ciptakan Inovasi: Tas Kulit Sintetis Terinspirasi Tyrannosaurus Rex

Startup Eropa Berinovasi Menciptakan Kulit Sintetis T-Rex untuk Produk Fashion

Sebuah terobosan ambisius tengah digarap oleh sejumlah perusahaan rintisan (startup) di Eropa dan Amerika Serikat. Mereka berkolaborasi untuk menciptakan material kulit sintetis yang terinspirasi dari dinosaurus purba, Tyrannosaurus rex (T-rex).

Proyek ini merupakan sinergi antara The Organoid Company, sebuah startup rekayasa genomik yang berbasis di Belanda, Lab-Grown Leather dari Inggris, dan VML, perusahaan marketing asal AS yang memiliki spesialisasi di bidang biomaterial.

Inisiatif ini didorong oleh visi untuk menghadirkan material yang lebih berkelanjutan dan etis bagi industri barang mewah. Kulit sintetis ini diharapkan dapat mengurangi dampak negatif industri kulit konvensional, seperti:

  • Pembantaian hewan
  • Penggundulan hutan
  • Penggunaan bahan kimia berbahaya

Material kulit T-rex hasil laboratorium ini diharapkan memiliki karakteristik unggul, seperti daya tahan tinggi, kemampuan perbaikan, dan tekstur mewah yang setara dengan kulit premium.

Namun, tantangan besar menghadang. Klaim bahwa material ini akan direkayasa menggunakan DNA T-rex yang diekstraksi dari fosil diragukan kebenarannya. Pasalnya, DNA dinosaurus telah terdegradasi selama puluhan juta tahun.

Sebagai gantinya, tim peneliti berencana menggunakan kolagen T-rex yang telah membatu sebagai cetak biru untuk menciptakan kulit sintetis ini. Kolagen merupakan protein utama dalam kulit vertebrata, yang memberikan kekuatan dan elastisitas pada material tersebut.

Meski demikian, memperoleh dan merekayasa kolagen T-rex juga bukan perkara mudah. Kolagen merupakan jaringan lunak yang jarang bertahan dalam fosil. Studi sebelumnya yang mengklaim telah mengurutkan kolagen T-rex pun menuai kontroversi karena potensi kontaminasi.

Apabila tim peneliti berhasil mendapatkan kolagen T-rex yang autentik, mereka harus merekayasa ulang resep protein tersebut dan menerjemahkannya ke dalam urutan genetik. Urutan genetik ini kemudian akan dimasukkan ke dalam genom 'garis sel bioleather' yang dirancang khusus.

"Dengan merekonstruksi dan mengoptimalkan urutan protein purba, kami dapat merancang kulit T-rex, biomaterial yang terinspirasi oleh biologi prasejarah, dan mengkloningnya menjadi garis sel yang direkayasa secara khusus," ujar CEO The Organoid Company, Thomas Mitchell.

Meski masih banyak tantangan yang harus diatasi, proyek ini menjanjikan potensi besar untuk menciptakan material yang lebih berkelanjutan dan etis bagi industri fashion. Investasi dalam penelitian ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada material kulit konvensional yang berdampak negatif pada lingkungan dan kesejahteraan hewan.

Minimal, kulit yang ditumbuhkan di laboratorium ini akan mengandung beberapa potongan kecil fibril kolagen yang mungkin sekilas mirip dengan milik T-rex. Apakah itu berarti kulit ini memenuhi syarat sebagai kulit dinosaurus asli?