Serangan Rusia di Ukraina Timur Tewaskan 12 Warga Sipil Jelang Perundingan Perdamaian

Serangan Rusia di Ukraina Timur Tewaskan 12 Warga Sipil Jelang Perundingan Perdamaian

Serangan udara Rusia di Ukraina timur menewaskan sedikitnya 12 warga sipil dan melukai puluhan lainnya menjelang perundingan perdamaian yang dijadwalkan di Arab Saudi. Insiden memilukan ini terjadi pada Jumat malam dan Sabtu dini hari, menunjukkan eskalasi kekerasan di tengah upaya diplomasi internasional untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama tiga tahun. Serangan tersebut menimbulkan kekhawatiran akan semakin sulitnya mencapai gencatan senjata dan menimbulkan pertanyaan mengenai efektivitas upaya perundingan yang akan datang.

Pada Jumat malam, serangan udara Rusia menghantam pusat kota Dobropillia, wilayah Donetsk, menewaskan 11 orang dan melukai 30 lainnya. Hal ini dikonfirmasi oleh layanan darurat setempat dan dilaporkan oleh kantor berita AFP. Keesokan harinya, Sabtu dini hari, serangan terpisah terjadi di kota Bogodukhiv, wilayah Kharkiv. Serangan drone menewaskan satu orang dan melukai tujuh lainnya, menurut keterangan kepala militer wilayah Kharkiv, Oleg Synegubov. Kedua insiden tersebut menambah daftar panjang korban sipil yang jatuh akibat konflik bersenjata ini.

Insiden ini terjadi di tengah situasi geopolitik yang kompleks. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengeluarkan pernyataan kontroversial yang mengancam Rusia dengan sanksi dan tarif baru, namun secara bersamaan menyatakan kemungkinannya bekerja sama dengan Moskow. Pernyataan ini muncul setelah Trump secara terbuka mengkritik Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan sempat menangguhkan bantuan militer AS ke Kyiv. Trump bahkan menyatakan bahwa ia menganggap lebih mudah bernegosiasi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin daripada dengan Presiden Zelensky. Pernyataan tersebut menimbulkan kontroversi luas, mengingat konteks agresi militer Rusia terhadap Ukraina.

Lebih lanjut, Trump menegaskan kembali ancaman sanksi dan tarif dalam sebuah unggahan di media sosialnya, menyatakan pertimbangan untuk menjatuhkan sanksi perbankan dan tarif besar-besaran terhadap Rusia jika tidak ada gencatan senjata dan perjanjian perdamaian yang tercapai. Ia menyerukan Rusia dan Ukraina untuk segera duduk bersama di meja perundingan. Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, melakukan pembicaraan telepon dengan Menlu Ukraina, Andrii Sybiha, menekankan pentingnya semua pihak untuk mengambil langkah-langkah guna mengamankan perdamaian berkelanjutan. Pernyataan-pernyataan tersebut menggambarkan kerumitan situasi politik dan diplomasi yang mengelilingi konflik di Ukraina.

Situasi di lapangan menunjukkan tantangan besar dalam mencapai perdamaian. Eskalasi kekerasan yang terjadi menjelang perundingan di Arab Saudi menimbulkan keraguan mengenai keberhasilan upaya diplomasi. Peran AS dalam konflik ini, khususnya pernyataan kontroversial dari Presiden Trump, juga semakin memperumit upaya penyelesaian damai. Kejadian ini menekankan urgensi untuk mengakhiri kekerasan dan mencari solusi diplomatik yang berkelanjutan untuk melindungi warga sipil dan mencapai perdamaian abadi di Ukraina.

  • Daftar Korban: Setidaknya 12 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka dalam serangan udara dan drone.
  • Lokasi Serangan: Dobropillia (wilayah Donetsk) dan Bogodukhiv (wilayah Kharkiv).
  • Konteks: Menjelang perundingan perdamaian di Arab Saudi.
  • Pernyataan Trump: Ancaman sanksi terhadap Rusia, tetapi juga menyatakan lebih mudah bekerja sama dengan Moskow.
  • Pernyataan Rubio: Menekankan pentingnya langkah-langkah untuk mengamankan perdamaian berkelanjutan.