Ribuan Keluarga di Jakarta Belum Miliki Septic Tank Layak, Ancaman Kesehatan Mengintai

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah menghadapi tantangan serius terkait sanitasi lingkungan. Data terbaru menunjukkan bahwa sebanyak 119.528 kepala keluarga (KK) di berbagai wilayah Jakarta masih belum memiliki fasilitas septic tank yang memadai. Akibatnya, limbah dari aktivitas jamban rumah tangga dibuang langsung ke saluran air terbuka seperti got dan sungai.

Kondisi ini, menurut Kepala Dinas Kesehatan Jakarta, Anie Ruspitawati, dikategorikan sebagai praktik Buang Air Besar Sembarangan (BABS) tertutup. Meskipun warga menggunakan jamban, sistem pembuangan limbahnya tidak memenuhi standar kesehatan karena tidak melalui proses pengolahan di dalam septic tank. Hal ini tentu saja menimbulkan kekhawatiran akan potensi pencemaran lingkungan dan penyebaran penyakit.

Anie menjelaskan bahwa permasalahan ini dipicu oleh beberapa faktor, di antaranya adalah kurangnya kesadaran masyarakat mengenai dampak negatif pembuangan limbah langsung ke badan air. Selain itu, keterbatasan lahan juga menjadi kendala bagi warga untuk membangun septic tank di lingkungan tempat tinggal mereka.

Selain BABS tertutup, Dinas Kesehatan juga menemukan adanya 1.083 KK yang masih melakukan praktik BABS terbuka, yaitu buang air besar langsung ke sungai. Temuan ini tersebar di 10 kelurahan di Jakarta. Praktik ini tentu saja sangat berbahaya karena dapat mencemari sumber air dan meningkatkan risiko penularan penyakit.

Sebagai upaya untuk mengatasi masalah ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah memulai program pembangunan septic tank komunal tipe Biopal 3A di beberapa wilayah, salah satunya di Kelurahan Cideng, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat. Program ini diharapkan dapat membantu warga yang tidak memiliki fasilitas sanitasi yang layak dan mengurangi praktik BABS di Jakarta.

Pemasangan septic tank ini merupakan langkah awal untuk meningkatkan kualitas sanitasi dan kesehatan masyarakat di Jakarta. Diharapkan, dengan adanya fasilitas sanitasi yang memadai, warga dapat terhindar dari berbagai penyakit yang disebabkan oleh sanitasi yang buruk. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga terus berupaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya sanitasi yang sehat dan berkelanjutan.

Berikut adalah beberapa poin penting terkait isu ini:

  • Jumlah KK tanpa septic tank: 119.528 KK
  • Wilayah terdampak: 205 kelurahan di Jakarta
  • Jenis BABS: BABS tertutup (pembuangan ke got/sungai setelah menggunakan jamban) dan BABS terbuka (buang air besar langsung ke sungai)
  • Upaya pemerintah: Pembangunan septic tank komunal tipe Biopal 3A

Dengan upaya yang berkelanjutan, diharapkan Jakarta dapat mencapai target sanitasi yang layak dan sehat bagi seluruh warganya.