Elon Musk Meradang: Bantah Laporan Pencarian CEO Baru Tesla oleh Wall Street Journal
Kabar mengenai dewan direksi Tesla yang dikabarkan tengah mencari pengganti Elon Musk sebagai CEO, memicu reaksi keras dari sang miliarder. Laporan yang diterbitkan oleh Wall Street Journal (WSJ) tersebut, yang mengutip sumber anonim, menyebutkan bahwa perusahaan mobil listrik itu telah menghubungi firma pencari eksekutif sejak Maret untuk memulai proses suksesi.
Musk, melalui platform X (sebelumnya Twitter), mengecam laporan tersebut sebagai "PELANGGARAN ETIKA YANG SANGAT PARAH" dan menuduh WSJ menerbitkan "ARTIKEL PALSU" tanpa menyertakan bantahan dari dewan direksi Tesla. Ketua Dewan Direksi Tesla, Robyn Denholm, juga mengeluarkan pernyataan resmi yang membantah klaim WSJ dan menegaskan kepercayaan penuh dewan terhadap kemampuan Musk untuk terus memimpin rencana pertumbuhan perusahaan. Meskipun demikian, WSJ tetap mempertahankan laporannya, menyatakan bahwa Tesla diberi kesempatan untuk memberikan pernyataan sebelum publikasi, tetapi tidak melakukannya.
Laporan WSJ menyoroti tantangan yang dihadapi Tesla dalam beberapa bulan terakhir, termasuk penurunan tajam dalam penjualan dan laba kuartal pertama, serta kekhawatiran tentang alokasi waktu Musk untuk inisiatif lain di luar perusahaan. Harga saham Tesla juga sempat mengalami penurunan yang signifikan.
Analis dari Wedbush Securities, Dan Ives, berpendapat bahwa kembalinya Musk untuk fokus pada Tesla adalah langkah yang tepat, dan dewan direksi kemungkinan telah membatalkan rencana pencarian CEO baru karena komitmen Musk. Sebelumnya, Musk dikabarkan sempat menyampaikan keinginan untuk mundur sebagai CEO, tetapi khawatir penggantinya tidak akan mampu mewujudkan visinya menjadikan Tesla sebagai pemimpin di bidang kendaraan otonom. Kekhawatiran ini semakin diperkuat setelah dua kali kegagalan dalam upaya hukum terkait paket kompensasi saham.
Musk sendiri telah mengumumkan bahwa ia akan kembali mengalokasikan sebagian besar waktunya untuk Tesla mulai bulan Mei, dengan fokus utama pada perusahaan. "Waktu saya untuk DOGE akan berkurang drastis," ujarnya kepada investor.
Menurut WSJ, Musk juga telah mengungkapkan kepada orang dekat bahwa ia tidak lagi ingin menjadi CEO Tesla. Ia khawatir penggantinya tidak akan mampu mewujudkan visinya menjadikan Tesla sebagai perusahaan kendaraan otonom. Dorongan untuk mundur ini semakin kuat setelah kekalahan dalam pengadilan terkait paket gaji raksasanya, yang merupakan yang terbesar dalam sejarah perusahaan publik. Saat ini, Musk memiliki 410 juta saham Tesla secara langsung, setara dengan 12,8% dari total saham beredar. Ia juga telah diberikan opsi untuk membeli 304 juta saham tambahan sebagai kompensasi sejak 2018. Paket kompensasi ini sempat dibatalkan oleh hakim negara bagian Delaware. Anggota dewan Tesla bersaksi di Delaware pada 2022 bahwa mereka merasa perlu memberikan paket opsi saham besar tersebut karena pentingnya mempertahankan Musk agar tetap terlibat dan fokus menjalankan Tesla.
Berikut adalah beberapa poin penting yang dapat disarikan dari berita ini:
- Laporan Wall Street Journal mengklaim dewan direksi Tesla mencari CEO baru.
- Elon Musk membantah laporan tersebut dengan keras di media sosial.
- Ketua Dewan Direksi Tesla, Robyn Denholm, juga membantah klaim WSJ.
- WSJ tetap pada pendiriannya.
- Musk akan kembali fokus pada Tesla mulai Mei.
- Musk sempat dikabarkan ingin mundur sebagai CEO karena khawatir penggantinya tidak akan mampu mewujudkan visinya.