Jakarta Berencana Gemakan Malam dengan Ilmu: Museum dan Perpustakaan Akan Buka Lebih Lama
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah mempertimbangkan perpanjangan jam operasional museum dan perpustakaan hingga malam hari. Inisiatif ini mendapat sambutan hangat dari warga Jakarta, yang melihatnya sebagai langkah positif dalam meningkatkan akses pendidikan dan rekreasi edukatif bagi masyarakat.
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menyampaikan bahwa kebijakan ini merupakan bagian dari program 100 hari kerjanya, dengan tujuan utama memberikan akses pendidikan yang lebih luas kepada para pelajar dan masyarakat umum. Rencananya, museum dan perpustakaan akan dibuka hingga pukul 23.00 WIB.
"Perpustakaan akan kami buka sampai malam, mungkin jam 10 atau jam 11. Kita akan segera lakukan karena ini merupakan bagian untuk memberikan pendidikan dan juga kesempatan kepada anak-anak yang membutuhkan," ujar Pramono di Balai Kota Jakarta.
Menurutnya, peningkatan akses ke fasilitas pendidikan seperti perpustakaan, taman, dan museum merupakan wujud komitmen pemerintah dalam menghadirkan keadilan sosial di bidang pendidikan.
Beberapa warga Jakarta menyambut baik rencana ini. Daniarti, seorang ibu yang sering mengunjungi museum bersama anak-anaknya, mengaku senang dengan gagasan tersebut. Ia menceritakan pengalamannya saat berkunjung ke museum dan harus segera mengakhiri kunjungannya karena jam operasional yang terbatas. Dengan jam buka yang lebih panjang, ia berharap dapat menikmati waktu yang lebih leluasa di museum bersama keluarganya.
"Setuju banget (buka sampai malam) karena anak-anak saya senang sekali ke museum. Pernah tuh kami keasyikan sampai gak sadar udah mau jam 3, dan langsung disuruh keluar karena udah mau tutup. Kalau museum buka sampai malam, kita bisa lebih leluasa," kata Daniarti.
Ia juga menambahkan bahwa museum dapat menjadi alternatif tempat liburan yang edukatif bagi anak-anak, sehingga mereka tidak hanya terpaku pada pusat perbelanjaan.
Senada dengan Daniarti, Angel, seorang warga lainnya, juga menyambut baik rencana perpanjangan jam operasional museum. Ia berpendapat bahwa kebijakan ini akan memberikan kesempatan bagi warga yang bekerja dari pagi hingga sore untuk tetap dapat mengunjungi museum pada malam hari.
"Setuju banget. Seperti di Museum Nasional, di sana sudah buka sampai malam. Orang-orang yang kerja dari pagi sampai sore tetap bisa datang," kata Angel.
Angel juga meyakini bahwa museum di Jakarta akan semakin ramai jika dibuka hingga malam hari, terutama karena museum saat ini telah dilengkapi dengan teknologi canggih yang menarik minat banyak orang untuk membuat konten di media sosial.
Ninok, seorang warga yang lebih senior, juga mendukung rencana tersebut. Ia berharap agar kebijakan ini dapat segera direalisasikan, denganPrioritas awal pada akhir pekan.
"Boleh saja buka sampai malam, tapi mungkin cukup di akhir pekan dulu. Weekend itu waktunya orang keluar rumah, museum bisa jadi pilihan hiburan yang positif," katanya.
Resya, seorang pengunjung Perpustakaan Jakarta di Taman Ismail Marzuki, juga menyambut baik wacana perpanjangan jam operasional perpustakaan. Ia sering kali ingin mengunjungi perpustakaan setelah pulang kerja, namun terhalang oleh jam operasional yang terbatas.
"Kadang kalau pulang kerja butuh healing, tapi di tempat yang tenang, perpustakaan gini jadi opsi. Selain weekend, kan cuma sampai sore saja (bukanya)," ungkap Resya.
Meski demikian, Resya menekankan pentingnya memperhatikan aspek pengawasan dan sumber daya manusia jika jam operasional perpustakaan diperpanjang. Ia menyarankan agar keamanan ditingkatkan dan petugas patroli ditambah untuk mengantisipasi potensi kerawanan di malam hari.
Leta, seorang mahasiswa, juga mendukung wacana tersebut, karena banyak orang yang membutuhkan ruang belajar atau bekerja hingga malam hari. Namun, ia juga mengingatkan pentingnya penataan layanan dan pengawasan yang ketat agar suasana tetap kondusif.
Secara keseluruhan, rencana perpanjangan jam operasional museum dan perpustakaan di Jakarta mendapat dukungan luas dari masyarakat. Diharapkan, kebijakan ini dapat segera direalisasikan dengan memperhatikan berbagai aspek pendukung, sehingga dapat memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat Jakarta.