Wali Kota Pekalongan Prihatin atas Insiden Anarkis dalam Perayaan May Day di Semarang

Wali Kota Pekalongan, Achmad Afzan Arslan Djunaid, menyatakan keprihatinannya atas insiden kerusuhan yang terjadi saat peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) di Semarang. Ia mengecam keras tindakan anarkis yang dilakukan oleh oknum tidak bertanggung jawab yang mencoreng aksi damai tersebut.

Dalam pernyataannya, Afzan menyoroti dampak negatif kerusuhan tersebut terhadap iklim investasi di Jawa Tengah. Ia khawatir insiden ini dapat membuat para investor berpikir dua kali untuk menanamkan modalnya di wilayah tersebut. Padahal, pemerintah daerah telah berupaya keras untuk menciptakan suasana yang kondusif bagi investasi dan pertumbuhan ekonomi.

"Kejadian kerusuhan kemarin itu pasti sangat berpengaruh terhadap ketertarikan investor untuk berinvestasi di Jawa Tengah. Mudah-mudahan ini kejadian yang terakhir, mudah-mudahan juga tidak terulang lagi," ujar Afzan.

Afzan menegaskan bahwa pemerintah daerah selalu terbuka terhadap aspirasi para buruh dan pekerja. Ia menyebutkan bahwa dialog dan komunikasi yang konstruktif selalu diutamakan dalam setiap pembahasan mengenai isu-isu ketenagakerjaan, termasuk penentuan Upah Minimum Regional (UMR). Ia berharap kejadian serupa tidak terulang kembali dan semua pihak dapat menjaga ketertiban dan keamanan dalam menyampaikan aspirasi.

Sementara itu, pihak kepolisian telah mengambil tindakan tegas terhadap kelompok yang diduga sebagai provokator kerusuhan. Polda Jawa Tengah membubarkan kelompok yang mengganggu jalannya aksi damai Hari Buruh atau May Day 2025 di depan kantor Gubernur Jawa Tengah kemarin. Langkah ini diambil untuk melindungi para peserta aksi damai dan mengendalikan situasi agar tidak semakin memburuk.

Menurut laporan, aksi damai yang digelar oleh aliansi buruh dari KASBI, KSPIP, FSPMI, dan KSPN awalnya berjalan dengan tertib. Mereka menyampaikan tuntutan-tuntutan mereka melalui orasi dan kegiatan lainnya. Namun, situasi berubah ketika sekelompok orang berpakaian hitam muncul dan mulai melakukan tindakan provokatif. Polisi kemudian bertindak cepat untuk memisahkan kelompok tersebut dari massa buruh dan mengamankan situasi.

  • Kronologi Singkat:

    • Aksi damai buruh dimulai pukul 14.30 WIB.
    • Kelompok berpakaian hitam muncul sekitar pukul 15.15 WIB.
    • Polisi mengimbau buruh masuk ke halaman Kantor Gubernur.
    • Pembubaran massa dilakukan secara tertib.

Afzan berharap insiden ini menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk lebih mengedepankan dialog dan menghindari tindakan kekerasan dalam menyampaikan aspirasi. Ia juga mengajak seluruh masyarakat Jawa Tengah untuk bersama-sama menjaga keamanan dan ketertiban agar iklim investasi tetap kondusif dan pertumbuhan ekonomi dapat terus berlanjut.