Antisipasi Gigitan Ular di Baduy: Gubernur Banten Instruksikan Ketersediaan Anti Bisa Ular di Fasilitas Kesehatan

Gubernur Banten, Andra Soni, merespons keluhan masyarakat adat Baduy terkait penanganan gigitan ular dengan menginstruksikan jajarannya untuk memastikan ketersediaan anti bisa ular di fasilitas kesehatan terdekat. Instruksi ini disampaikan saat acara Seba Baduy yang berlangsung di Gedung Negara, Kota Serang.

"Ketersediaan obat atau anti bisa ular, mohon agar anti bisa ular itu disiapkan atau selalu tersedia di sekitar warga Baduy," tegas Andra Soni. Ia menekankan pentingnya ketersediaan serum anti bisa ular mengingat risiko gigitan ular yang dihadapi warga Baduy, terutama saat beraktivitas di hutan.

Gubernur yang akrab disapa Bapak Gede oleh masyarakat Baduy ini, akan berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Lebak untuk memastikan ketersediaan anti bisa ular di Puskesmas Ciboleger, fasilitas kesehatan yang melayani masyarakat Baduy. Ia meminta Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak untuk berkolaborasi dalam mewujudkan ketersediaan obat yang vital tersebut. Selain itu, Andra Soni juga menyoroti pentingnya ketersediaan anti bisa ular di RSUD Banten. Ia bahkan mewajibkan rumah sakit tersebut untuk menyediakan serum anti bisa ular, mengingat statusnya sebagai rumah sakit pusat terbesar di Banten. Pengalaman sebelumnya menunjukkan adanya kasus warga Baduy yang dirujuk ke RSUD Banten akibat gigitan ular, namun rumah sakit tersebut tidak memiliki stok anti bisa ular.

Seba Baduy 2025, yang dimulai sejak 2 Mei 2025, merupakan ritual tahunan di mana warga Baduy menyampaikan pesan dan aspirasi kepada pemerintah. Tahun ini, rombongan Seba Baduy membawa 1.769 orang. Sebelum bertemu Gubernur Banten, mereka terlebih dahulu mengunjungi Bupati Lebak. Selain masalah kesehatan, warga Baduy juga menyampaikan aspirasi terkait perlindungan alam, khususnya wilayah Kanekes, serta perlindungan alam Banten secara keseluruhan, mulai dari Gunung Karang hingga Ujung Kulon.

Jaro Oom, perwakilan masyarakat Baduy, menyampaikan bahwa dalam Seba kali ini, mereka membawa pesan dari para tetua adat. Salah satu pesan utama adalah permintaan agar pemerintah daerah terus melindungi alam dan masyarakat adat. Terkait kesehatan, Jaro Oom menjelaskan bahwa banyak warga Baduy yang menjadi korban gigitan ular saat bertani di hutan. Oleh karena itu, ketersediaan anti bisa ular di puskesmas dan rumah sakit menjadi kebutuhan mendesak.

Berikut poin-poin penting yang disampaikan warga Baduy dalam Seba 2025:

  • Perlindungan alam Banten secara keseluruhan, dari Gunung Karang hingga Ujung Kulon.
  • Perlindungan khusus untuk wilayah adat Kanekes.
  • Ketersediaan anti bisa ular di puskesmas dan rumah sakit untuk mengatasi kasus gigitan ular yang sering terjadi saat warga bertani di hutan.