Analisis BRIN: Penyebab Kompleks Banjir Jabodetabek dan Strategi Mitigasi Jangka Panjang

Analisis BRIN: Penyebab Kompleks Banjir Jabodetabek dan Strategi Mitigasi Jangka Panjang

Banjir yang kerap melanda Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi) merupakan permasalahan kompleks yang membutuhkan solusi terintegrasi. Hasil riset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkap sejumlah faktor penyebab utama, melampaui sekadar peristiwa cuaca ekstrem. Penelitian yang dilakukan oleh Pusat Riset Limnologi dan Sumber Daya Air BRIN, dipimpin oleh Dr. Yus Budiono dan Dr. Luki Subehi, menunjukkan bahwa penurunan muka tanah (land subsidence) menjadi kontributor terbesar terhadap peningkatan risiko banjir, mencapai 145%. Kondisi ini diperparah oleh perubahan tata guna lahan (land use change) yang tidak terkendali (12%), sementara kenaikan air laut hanya memberikan kontribusi minor (3%).

Faktor antropogenik, seperti pembangunan permukiman yang tidak terencana di sepanjang aliran Sungai Ciliwung dan Bekasi, semakin memperburuk situasi. Pengurangan luas hutan dan daerah resapan air di hulu sungai mengakibatkan berkurangnya kapasitas penyerapan air hujan, sehingga meningkatkan volume limpasan air yang menuju daerah hilir. Sistem drainase yang sudah usang dan tidak memperhitungkan perubahan iklim serta intensitas hujan ekstrem turut memperparah kondisi ini. Dr. Luki Subehi menekankan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap sistem drainase yang ada, mengingat perencanaan yang masih mengacu pada data lama.

Lebih lanjut, riset BRIN mengklasifikasikan banjir Jabodetabek ke dalam tiga kategori: banjir sungai (fluvial flood), banjir hujan lokal (torrential rain flood), dan banjir rob (coastal flood). Banjir yang terjadi beberapa waktu lalu lebih didominasi oleh banjir sungai, akibat intensitas hujan yang sangat tinggi di daerah hulu. Kondisi ini menunjukkan urgensi pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) yang terintegrasi antar wilayah, sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2012.

Solusi dan Strategi Mitigasi BRIN

BRIN telah mengembangkan berbagai inovasi untuk mengatasi permasalahan banjir Jabodetabek. Beberapa di antaranya adalah:

  • Sistem Peringatan Dini (Early Warning System): BRIN berkolaborasi dengan Bristol University, Inggris, untuk mengembangkan sistem peringatan dini berbasis kecerdasan buatan (AI) menggunakan data real-time, guna meningkatkan akurasi prediksi banjir.
  • Sistem Informasi Danau: Pengembangan sistem informasi danau, yang saat ini masih difokuskan pada danau prioritas, direncanakan untuk diperluas guna memetakan situ-situ kecil di Jakarta sebagai tempat penampungan air sementara.
  • Penerapan Sistem Polder: BRIN merekomendasikan penerapan sistem polder, seperti yang diterapkan di Belanda, yang membutuhkan pengurangan eksploitasi tanah. RUTR Jakarta 2030 telah merencanakan 66 sistem polder.

Kendala utama dalam implementasi solusi tersebut adalah masalah pendanaan. Meskipun BRIN telah memiliki solusi berbasis sains yang komprehensif, perlu komitmen kuat dari berbagai pihak untuk merealisasikannya.

Langkah Antisipasi Jangka Pendek dan Panjang

Selain solusi teknologi, langkah mitigasi jangka pendek yang diperlukan meliputi pengerukan saluran air dan sungai sebelum musim hujan, khususnya di daerah aliran sungai (DAS) kritis. Dr. Luki Subehi menyarankan penerapan konsep 'Room for Water', yaitu menyediakan ruang tampung air di sekitar sungai, sebagai kontras dengan kondisi 'Room for People' yang terjadi di banyak wilayah Jabodetabek saat ini.

Dalam jangka panjang, perlu perubahan paradigma dalam perencanaan tata ruang dan pembangunan yang berkelanjutan. Hal ini termasuk penanaman pohon secara masif untuk meningkatkan kapasitas resapan air dan mengurangi limpasan, serta upaya masyarakat dalam menjaga lingkungan. Partisipasi aktif masyarakat, misalnya melalui penanaman pohon di sekitar rumah, dapat berkontribusi signifikan dalam mengurangi risiko banjir. Semua pihak, dari pemerintah pusat hingga pemerintah daerah, masyarakat, dan peneliti, harus bekerja sama secara sinergis untuk mengatasi masalah kompleks ini secara efektif dan berkelanjutan.