Kolaborasi Pemerintah dan Swasta Wujudkan Mimpi Warga Bandung Miliki Rumah Layak Huni
Rumah adalah kebutuhan dasar manusia. Memiliki rumah yang layak huni tentu menjadi dambaan setiap orang. Namun, tidak semua orang memiliki kemampuan untuk mewujudkan impian tersebut. Di Kota Bandung, seorang warga bernama Ikin (56) akhirnya dapat bernapas lega setelah rumahnya terpilih untuk direnovasi melalui Program Bebenah Kampung.
Selama 30 tahun, Ikin tinggal di rumah semi permanen yang kondisinya semakin memburuk. Ia tak pernah bermimpi untuk dapat merenovasi rumahnya dengan dana pribadi. Penghasilannya sebagai buruh harian lepas tidak menentu, bahkan untuk makan sehari-hari saja ia merasa bersyukur. Namun, berkat bantuan dari Yayasan Buddha Tzu Chi dan Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), impian Ikin untuk memiliki rumah layak huni akan segera terwujud.
Ikin menjadi satu dari 500 warga Kota Bandung yang rumahnya akan direnovasi melalui Program Bebenah Kampung. Program ini merupakan bentuk nyata kolaborasi antara pemerintah dan pihak swasta dalam menghadirkan keadilan sosial bagi rakyat yang membutuhkan. Kolaborasi ini terwujud tanpa menggunakan dana negara maupun pemerintah daerah, melainkan dari sumbangan yang terkumpul di Yayasan Buddha Tzu Chi. Ada 500 unit rumah tidak layak huni di Kota Bandung yang akan direnovasi, tersebar di empat kecamatan, yaitu Bojongloa Kaler (286 unit), Babakan Ciparay (138 unit), Bandung Kulon (69 unit), dan Cibeunying Kidul (7 unit).
Bagi Ikin, program ini menghapus ketakutannya akan bayangan rumahnya yang dapat ambruk kapan saja karena sudah reyot dan tidak layak huni. Ia mengaku senang dan dapat tidur nyenyak setelah mendapatkan bantuan ini. Ia juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantunya.
Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi, Sugianto Kusuma, mengatakan bahwa program renovasi rumah tidak layak huni ini bukan yang pertama kali dilakukan oleh yayasannya. Namun, program di Kota Bandung ini adalah yang terbesar dari lainnya. Yayasan Buddha Tzu Chi merasa terpanggil untuk membantu sesama yang kurang beruntung.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengatakan bahwa penanganan kemiskinan harus difokuskan pada tiga aspek utama, yaitu kepemilikan rumah, jaminan kesehatan, dan akses pendidikan gratis. Jika warga sudah memiliki rumah, kesehatannya terjamin, dan anak-anaknya bisa sekolah gratis, maka persoalan kemiskinan akan selesai. Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga memberikan bantuan uang sebesar Rp3 juta kepada warga penerima program ini untuk keperluan membayar kontrakan selama masa renovasi.
Wali Kota Bandung, M. Farhan, mengatakan bahwa warga yang menerima bantuan ini adalah yang telah memenuhi syarat sesuai dengan aturan. Ia berharap program ini dapat berdampak signifikan pada peningkatan perekonomian masyarakat Kota Bandung, sehingga kemiskinan ekstrem dapat berkurang.