Indonesia Genjot Ekspor Kelapa Parut ke Mesir di Tengah Kekhawatiran Pasokan Domestik

Indonesia Perluas Pasar Ekspor Kelapa Parut ke Mesir di Tengah Isu Pasokan Domestik

Indonesia terus berupaya memperluas pasar ekspor produk pertaniannya, salah satunya adalah kelapa parut. Sebuah kesepakatan penting telah dicapai antara PT Indonesia Nua Nusantara Commodities dan perusahaan asal Mesir, The Egyptian Office for Customs Clearance, Import & Export, untuk pengiriman 26 ton kelapa parut kering ke negara tersebut. Penandatanganan kontrak dilakukan secara daring pada Rabu, 30 April 2025, dan disaksikan oleh Duta Besar RI untuk Mesir Lutfi Rauf, Atase Perdagangan KBRI Kairo M. Syahran Bhakti, serta Koordinator Fungsi Ekonomi KBRI Kairo Abdul Gafur.

Lutfi Rauf menyambut baik realisasi ekspor kelapa parut kering berkadar lemak tinggi ini dan menyatakan, "Penandatanganan ini menunjukkan potensi besar yang dimiliki produk pertanian Indonesia dan diharapkan menjadi inspirasi bagi pelaku UMKM di sektor pertanian dan perkebunan untuk terus meningkatkan kualitas dan daya saing produk mereka melalui hilirisasi dan inovasi nilai tambah." Kontrak dagang tersebut diteken Direktur PT Nua Nusantara Commodities Muhammad Adam Ghazani dengan Direktur The Egyptian Office for Customs Cleareance, Import & Export Hatim Nagah. Dalam kontrak awal, disepakati pengiriman sebanyak satu kontainer berisikan 26 ton kelapa parut kering dengan nilai 78.000 dollar AS atau setara Rp 1,28 miliar ke Pelabuhan Damietta, Mesir.

Ekspor kelapa parut ini menjadi sorotan di tengah kekhawatiran mengenai pasokan kelapa bulat di dalam negeri. Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso sebelumnya mengungkapkan bahwa harga ekspor kelapa yang lebih tinggi menjadi daya tarik bagi pengusaha, sehingga mereka lebih memilih untuk menjual kelapa ke luar negeri. Hal ini mengakibatkan berkurangnya stok kelapa di pasar domestik dan memicu kenaikan harga.

Rincian Kontrak dan Potensi Ekspor

Kontrak awal ekspor kelapa parut ke Mesir ini mencakup pengiriman satu kontainer berisi 26 ton produk senilai 78.000 dolar AS. Namun, potensi transaksi dalam satu tahun diperkirakan mencapai 936.000 dolar AS atau sekitar Rp 15,41 miliar. Atase Perdagangan Kairo M Syahran Bhakti menekankan bahwa kesepakatan ini diharapkan tidak hanya meningkatkan ekspor produk Indonesia ke Mesir tetapi juga memperkuat daya saing produk Indonesia di pasar global.

Implikasi terhadap Pasar Domestik

Isu kelangkaan kelapa di dalam negeri menjadi perhatian serius. Mendag Budi Santoso telah mengadakan pertemuan dengan pelaku industri kelapa dan eksportir untuk mencari solusi terkait harga dan ketersediaan kelapa di pasar domestik. Data Kementerian Perdagangan menunjukkan bahwa nilai ekspor kelapa parut kering Indonesia ke Mesir mencapai 654.000 dolar AS pada Januari 2025, meningkat signifikan sebesar 101,23 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Peningkatan ekspor kelapa parut ke Mesir ini menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk terus mengembangkan sektor pertanian dan meningkatkan daya saing produk-produknya di pasar internasional. Namun, pemerintah juga perlu menyeimbangkan kepentingan ekspor dengan kebutuhan pasokan di dalam negeri agar tidak terjadi kelangkaan dan kenaikan harga yang merugikan konsumen.