Pergeseran Lanskap Pariwisata Pattaya: Turis Eropa Beralih ke Destinasi Lain Akibat Perubahan Budaya dan Kualitas Pengalaman

Pattaya, yang dulunya dikenal sebagai permata pariwisata Thailand dengan daya tarik eksotisnya, kini menghadapi tantangan baru. Sejumlah wisatawan Eropa, yang sebelumnya menjadi pelanggan setia, kini dilaporkan mulai meninggalkan kota ini.

Laporan dari Pattaya Mail mengindikasikan berbagai faktor yang melatarbelakangi fenomena ini, mulai dari kekhawatiran keamanan hingga penurunan kualitas pengalaman wisata. Beberapa wisatawan merasa bahwa Pattaya telah kehilangan pesonanya dan lebih fokus pada keuntungan jangka pendek, serta kurang toleran terhadap perilaku yang tidak menyenangkan.

Seorang wisatawan yang telah mengunjungi Thailand selama 25 tahun mengungkapkan kekecewaannya atas perubahan yang terjadi, baik pada wisatawan maupun penduduk lokal. Ia mengenang masa lalu ketika Pattaya didominasi oleh backpacker yang mencari petualangan dan pensiunan yang mencari ketenangan. Namun, kini komposisi wisatawan telah berubah secara signifikan.

"Dulu, orang-orang Eropa yang cenderung 'kasar' biasanya pergi ke Spanyol untuk berpesta dan membuat keributan. Sekarang, mereka telah menemukan Thailand," ujarnya. Aksesibilitas yang lebih mudah dengan tiket murah, promosi melalui influencer, dan pengawasan yang lemah telah menjadikan Pattaya sebagai magnet bagi mereka yang mencari kesenangan tanpa batasan.

Perubahan ini, menurut banyak pengunjung lama, berdampak negatif pada atmosfer dan karakter kota. Tidak hanya wisatawan yang berubah, tetapi juga penduduk lokal. Mereka yang telah lama mengenal Pattaya merasakan pergeseran dalam sikap dan nilai-nilai.

Seorang ekspatriat menjelaskan bahwa dulu orang Thailand sangat menghargai wisatawan. Namun, sekarang mereka lebih sadar akan nilai diri mereka dan menginginkan yang lebih baik. "Ini bukan berarti mereka salah, dunia memang berubah, tetapi rasa saling menghormati itu terasa berkurang, sekarang semuanya serba 'saya duluan'," katanya.

Pandangan ini diamini oleh banyak orang. Mereka merasa bahwa perubahan yang terjadi bukan hanya soal Thailand, tetapi juga mencerminkan perubahan sosial yang lebih besar di negara mereka sendiri. "Orang-orang sekarang tidak lagi menghargai kesopanan atau kedamaian. Jadi tak heran kalau mereka berperilaku semaunya di mana pun mereka berada," kata seorang turis.

Rasa nostalgia terhadap masa lalu sangat terasa di kalangan wisatawan lama. Mereka mengenang masa-masa ketika Pattaya masih tenang dan lebih beradab. "Tahun-tahun antara 1955 hingga 1990 adalah masa terbaik," kata seorang pengunjung setia.

Sebagai akibat dari perubahan ini, banyak wisatawan Eropa kini mencari alternatif lain. Beberapa memilih Vietnam atau Kamboja, sementara yang lain lebih memilih untuk tinggal di rumah saja. Pergeseran ini menunjukkan bahwa pengalaman dan ekspektasi wisatawan Eropa telah berubah, dan Pattaya perlu beradaptasi untuk mempertahankan daya tariknya di masa depan.