RELA: Organisasi Masyarakat Sipil Berperan Aktif di Malaysia, Jauh dari Citra Negatif
Organisasi masyarakat (ormas) seringkali menjadi sorotan, terutama di Indonesia, karena berbagai aktivitasnya yang kontroversial. Citra negatif kerap melekat pada ormas-ormas yang terlibat dalam praktik pemerasan, penguasaan lahan ilegal, hingga tindakan penyegelan perusahaan. Bahkan, tak jarang ormas menunjukkan keberpihakan politik yang kentara, terutama menjelang pemilihan umum.
Namun, bagaimana dengan negara tetangga, Malaysia? Apakah fenomena ormas juga hadir dengan dinamika serupa? Jawabannya adalah ya. Malaysia memiliki organisasi masyarakat sipil yang memiliki peran signifikan, namun dengan pendekatan yang jauh berbeda. Organisasi tersebut bernama RELA (Jabatan Sukarelawan Malaysia).
RELA: Garda Sipil Malaysia
RELA, yang secara harfiah berarti Departemen Relawan Malaysia, adalah sebuah organisasi yang terdaftar secara resmi di bawah Kementerian Dalam Negeri Malaysia. Organisasi ini terbuka bagi seluruh warga negara Malaysia yang berusia minimal 18 tahun dan bukan anggota angkatan bersenjata.
Berbeda dengan citra ormas yang seringkali meresahkan di Indonesia, RELA justru dikenal sebagai organisasi yang memberikan kontribusi positif bagi masyarakat Malaysia. Anggota RELA tidak terlibat dalam praktik pemerasan, tidak meminta jatah pekerjaan, dan hanya hadir ketika dibutuhkan dan diminta. Kehadiran mereka disambut baik oleh masyarakat karena peran aktifnya dalam berbagai kegiatan sosial dan kemanusiaan.
Sejarah dan Peran RELA
RELA memiliki sejarah panjang yang berakar pada tahun 1948, ketika organisasi ini didirikan untuk menggerakkan sukarelawan dalam menjaga keamanan negara dari ancaman asing. Pada tahun 1972, RELA diresmikan sebagai organisasi resmi oleh pemerintah Malaysia.
Cikal bakal RELA adalah Pertubuhan Kawalan Kampung atau Home Guard, sebuah perkumpulan masyarakat yang bertugas menjaga keamanan di tengah situasi yang belum stabil pasca kemerdekaan. Pasukan sukarelawan ini juga berperan penting dalam menghadapi Konfrontasi Indonesia-Malaysia pada tahun 1960-an, menjadi 'telinga dan mata' pemerintah dalam mengawasi upaya sabotase dan penyusupan.
Setelah meredanya konflik, pemerintah Malaysia memberdayakan organisasi sukarelawan ini dan menyatukannya dalam RELA. Sejak saat itu, RELA banyak dimanfaatkan untuk membantu pemerintah dalam berbagai bidang, seperti:
- Penanganan bencana alam: Relawan RELA dikerahkan dalam penanggulangan banjir dan longsor.
- Penertiban imigrasi: Anggota RELA membantu petugas imigrasi dan polisi dalam merazia pekerja migran ilegal.
Saat ini, diperkirakan ada sekitar setengah juta warga Malaysia yang terdaftar sebagai anggota RELA, mayoritas di antaranya adalah laki-laki. Transformasi terus dilakukan agar RELA dapat terus berkontribusi dalam menjaga keselamatan, keamanan, kesejahteraan, keharmonisan, kesatuan, dan persatuan negara.
Perbedaan Mendasar
Perbedaan utama antara RELA dan banyak ormas di Indonesia terletak pada pendekatan dan citra yang melekat pada masing-masing organisasi. RELA dikenal sebagai organisasi yang profesional, terorganisir, dan fokus pada pelayanan masyarakat. Kehadiran mereka didasarkan pada permintaan dan kebutuhan, bukan paksaan atau kepentingan pribadi.
Dengan demikian, RELA menjadi contoh organisasi masyarakat sipil yang dapat berperan aktif dalam pembangunan negara tanpa menimbulkan keresahan atau konflik di tengah masyarakat.