Insiden Teknis Pesawat Airfast di Bandara Ngurah Rai Ganggu 31 Penerbangan
Insiden Teknis Pesawat Airfast di Bandara Ngurah Rai Ganggu 31 Penerbangan
Sebuah pesawat Airfast dengan nomor registrasi DH PK-OAM 6 mengalami kendala teknis saat proses pendaratan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, pada Sabtu, 8 Maret 2025 pukul 09.26 WITA. Kejadian ini mengakibatkan gangguan signifikan terhadap operasional bandara, dengan total 31 penerbangan terdampak, baik kedatangan maupun keberangkatan. Tujuh penumpang di dalam pesawat berhasil dievakuasi tanpa mengalami luka serius, dan pesawat telah dipindahkan ke apron untuk dilakukan pemeriksaan menyeluruh guna mengidentifikasi penyebab masalah teknis tersebut.
Gangguan operasional terjadi karena pesawat sempat tertahan di landas pacu (runway), mengharuskan otoritas bandara menutup sementara runway untuk alasan keselamatan dan keamanan. Penutupan runway ini diumumkan melalui NOTAM Nomor A0668/25 NOTAMN, berlaku dari pukul 10.15 hingga 12.10 WITA. Hal ini mengakibatkan penundaan sejumlah besar penerbangan. Dari total 31 penerbangan yang terdampak, 10 penerbangan mengalami penundaan keberangkatan, terdiri dari 5 penerbangan domestik dan 5 penerbangan internasional. Sedangkan 21 penerbangan lainnya mengalami dampak berupa pengalihan pendaratan atau kepulangan ke bandara asal (Return To Base/RTB).
- Pengalihan Pendaratan:
- 6 penerbangan dialihkan ke Bandara Lombok
- 5 penerbangan dialihkan ke Bandara Surabaya
- 3 penerbangan dialihkan ke Bandara Makassar
- 2 penerbangan dialihkan ke Bandara Semarang
- 1 penerbangan dialihkan ke Bandara Jakarta
- 1 penerbangan dialihkan ke Bandara Banyuwangi
- Return To Base (RTB):
- 3 penerbangan kembali ke bandara asal (Lombok, Jakarta, dan Singapura)
General Manager Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Ahmad Syaugi Shahab, menyatakan bahwa setelah dipastikan runway dalam kondisi aman dan steril dari objek asing, operasional bandara kembali dibuka pukul 13.06 WITA. Penerbangan pertama yang mendarat setelah insiden adalah Singapore Airlines SQ938 dari Singapura, terlambat sekitar 1 jam 20 menit dari jadwal semula. Begitu pula dengan penerbangan pertama yang lepas landas, Aero India tujuan Delhi, mengalami keterlambatan sekitar 2 jam 48 menit. Pihak bandara menyatakan bahwa seluruh operasional bandara telah kembali normal, meskipun penerbangan yang tertunda mengalami penjadwalan ulang dengan rata-rata keterlambatan 2 hingga 3,5 jam.
Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya pemeliharaan dan pemeriksaan rutin pesawat terbang untuk memastikan keselamatan penerbangan dan meminimalisir gangguan operasional di bandara. Investigasi lebih lanjut akan dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab pasti dari kendala teknis yang dialami pesawat Airfast tersebut dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Otoritas bandara juga akan mengevaluasi prosedur penanganan insiden serupa untuk meningkatkan efisiensi dan meminimalisir dampak terhadap penumpang dan operasional penerbangan.