Derita Panjang Mama Regina: 24 Tahun Bergulat dengan Gondok, Asa untuk Kesembuhan Terus Membara

BORONG, NTT - Di sebuah pelosok Kampung Tado, Desa Beawaek, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur, seorang ibu bernama Regina Mur (53) tengah berjuang melawan penyakit gondok yang telah menggerogoti hidupnya selama lebih dari dua dekade. Penyakit yang menyebabkan pembengkakan di lehernya itu, telah menjadi beban berat yang menghambat aktivitas sehari-harinya.

Regina menceritakan bahwa benjolan di lehernya mulai muncul saat dirinya mengandung anak ketiga pada tahun 2001. Awalnya, ia tidak merasakan sakit, dan benjolan itu pun berukuran kecil. Namun, seiring berjalannya waktu, benjolan itu terus membesar hingga sebesar bola plastik, membuatnya semakin menderita. Selama ini, ia hanya bisa mengandalkan pengobatan tradisional karena keterbatasan ekonomi.

"Saya sudah 24 tahun menderita sakit gondok ini. Awalnya kecil, tapi lama kelamaan membesar seperti ini. Saya benar-benar menderita," ungkap Regina dengan nada penuh keprihatinan. Ia menambahkan bahwa dirinya dan sang suami, Hendrikus Nepang (55), tidak memiliki penghasilan tetap yang cukup untuk membiayai pengobatan medis.

Kondisi kesehatan Regina juga berdampak pada kemampuannya untuk bekerja. Sebagai seorang petani, ia kesulitan untuk menggarap ladang dan mencari nafkah bagi keluarganya. Pasangan ini memiliki tiga orang anak, namun satu di antaranya telah meninggal dunia. Kini, mereka hanya tinggal berdua dengan dua orang anak.

Di tengah kesulitan yang mendera, secercah harapan muncul ketika seorang bidan dari Puskesmas Pembantu (Pustu) Beawaek, bersama dengan seorang anggota kepolisian dari Polres Manggarai Timur, Hery Tena, mengunjungi Regina untuk memeriksa kondisinya. Kunjungan ini memberikan semangat baru bagi Regina, yang berharap agar ada jalan untuk bisa sembuh dari penyakitnya.

"Saya bersyukur sekali dikunjungi bidan dari Pustu Beawaek bersama Pak Polisi Hery Tena. Mungkin ini salah satu jalan terbaik agar saya bisa kembali sehat," ujarnya dengan mata berbinar.

Regina sangat berharap ada dermawan yang tergerak hatinya untuk membantu membiayai operasi pengangkatan gondoknya. Ia ingin kembali sehat dan bisa beraktivitas seperti sedia kala. Keinginannya untuk sembuh dan kembali menjalani hidup normal menjadi motivasi terbesarnya.

"Saya dan suami selalu berdoa agar penderitaan saya ini bisa sembuh dengan dilakukan operasi. Saya ingin sehat. Saya ingin sehat," tuturnya dengan nada penuh harap.

Kisah Regina adalah cerminan dari perjuangan banyak masyarakat di daerah terpencil yang menghadapi keterbatasan akses terhadap layanan kesehatan dan kesulitan ekonomi. Kisahnya mengetuk hati dan mengajak kita untuk peduli serta memberikan dukungan kepada mereka yang membutuhkan.