Prancis Manfaatkan Pemangkasan Dana Riset AS, Tawarkan Suaka Bagi Ilmuwan

Pemerintahan di Amerika Serikat, di bawah kepemimpinan Donald Trump, telah menerapkan kebijakan pemotongan anggaran federal yang signifikan dalam sektor pendidikan dan penelitian sejak Januari 2025. Dampak dari kebijakan ini sangat dirasakan, mengakibatkan terhentinya program penelitian penting dan pemutusan hubungan kerja terhadap puluhan ribu pekerja federal yang bergerak di bidang tersebut.

Selain itu, mahasiswa asing di AS menghadapi ancaman deportasi jika pandangan politik mereka tidak sejalan dengan pemerintahan Trump. Aktivitas mahasiswa, pendapat dosen dan peneliti, serta sikap yang diambil oleh perguruan tinggi, berpotensi memicu pembekuan dana pemerintah untuk kampus-kampus tersebut.

Merespon situasi yang berkembang di AS, Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Maret 2025 mengeluarkan seruan kepada lembaga penelitian di Prancis untuk menarik dan menerima ilmuwan yang berbasis di AS. Langkah ini bertujuan untuk memberikan perlindungan dan kesempatan bagi para ilmuwan yang terdampak oleh kebijakan pemerintah AS.

Pusat Penelitian Ilmiah Nasional Prancis (CNRS) kemudian meluncurkan inisiatif bernama "Choose CNRS" sebagai tanggapan langsung terhadap situasi tersebut. Presiden CNRS, Antoine Petit, menjelaskan bahwa program ini ditujukan bagi ilmuwan asing yang pekerjaannya terancam oleh kebijakan pemerintahan AS, serta peneliti Prancis yang saat ini bekerja di luar negeri.

Petit menyatakan bahwa beberapa ilmuwan merasa enggan untuk tinggal dan membesarkan anak di AS di bawah pemerintahan Trump. Inisiatif ini telah memicu komunikasi dengan sejumlah ilmuwan, meskipun sebagian besar dari mereka bukan peneliti yang berasal dari AS.

CNRS berencana untuk menarik talenta-talenta terbaik di bidang riset ilmiah internasional. Namun, Petit mengakui bahwa dana yang tersedia saat ini belum mencukupi untuk mewujudkan ambisi tersebut. Ia berharap kesenjangan pendapatan antara ilmuwan di Prancis dan AS dapat diatasi dengan menawarkan biaya pendidikan dan kesehatan yang lebih rendah, serta bantuan sosial yang lebih besar dari pemerintah.

CNRS dikenal sebagai salah satu pusat riset terkemuka di Eropa, dengan jumlah staf mencapai sekitar 34.000 orang. Upaya CNRS untuk menarik ilmuwan asing dan ilmuwan Prancis yang berada di luar negeri merupakan bagian dari strategi untuk memanfaatkan kebijakan pemotongan dana pendidikan AS secara besar-besaran oleh pemerintahan Trump.

Prancis sendiri telah meluncurkan inisiatif "Choose France for Science" setelah kebijakan Trump mulai berlaku. Kementerian Riset Prancis menyatakan bahwa negara tersebut tengah bersiap untuk menampung peneliti internasional di Prancis.

Kementerian Riset Prancis menyatakan bahwa beberapa peneliti asing telah tiba di Prancis untuk mempelajari infrastruktur yang tersedia, sambil menunggu persiapan dana dan platform yang diperlukan.

Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, dijadwalkan untuk menghadiri kegiatan "Choose Science Choose Europe" pada hari Senin, 5 Mei 2025. Acara ini bertujuan untuk mempromosikan Eropa sebagai tujuan yang menarik bagi para ilmuwan dan peneliti.

Di tingkat perguruan tinggi, Universitas Aix-Marseille telah meluncurkan program "tempat aman untuk sains". Mulai Juni 2025, kampus ini akan menerima peneliti asing pertama untuk bergabung dalam program tersebut.