BP Haji Intensifkan Upaya Efisiensi Biaya Haji 2026 Sesuai Arahan Presiden

BP Haji Intensifkan Upaya Efisiensi Biaya Haji 2026 Sesuai Arahan Presiden

Badan Pengelola Haji (BP Haji) tengah berfokus pada upaya menekan biaya penyelenggaraan ibadah haji untuk tahun 2026. Langkah ini merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Prabowo Subianto yang menginginkan biaya haji dapat ditekan semaksimal mungkin tanpa mengurangi kualitas pelayanan kepada jemaah.

Wakil Kepala BP Haji, Dahnil Anzar Simanjuntak, menyatakan bahwa pihaknya akan secara cermat menelaah seluruh komponen biaya haji, mulai dari transportasi, akomodasi, hingga konsumsi. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi potensi inefisiensi yang dapat dihilangkan. Penegasan ini disampaikan Dahnil usai mendampingi Presiden Prabowo dalam peresmian Terminal 2F Khusus Haji dan Umrah Bandara Soekarno-Hatta pada Minggu (4/5/2025).

Salah satu fokus utama adalah biaya transportasi udara. Dahnil menyoroti fakta bahwa pesawat yang mengangkut jemaah haji ke Arab Saudi seringkali kembali ke tanah air dalam keadaan kosong. Kondisi ini tentu membebani biaya haji yang harus ditanggung oleh jemaah. Oleh karena itu, BP Haji berupaya mencari solusi agar pesawat dapat dimanfaatkan secara optimal saat kembali ke Indonesia.

"Kita mau dorong skema supaya misalnya pulangnya, misalnya Garuda atau Saudi Airlines, pulangnya tidak kosong. Salah satunya kerja sama dengan sektor pariwisata di Saudi, karena warga setempat biasanya ketika musim haji mereka keluar, mereka berwisata. Skema-skema itu yang kita bicarakan supaya bisa menekan biaya pesawat," jelas Dahnil.

Selain transportasi, Dahnil juga meyakini bahwa biaya katering dan akomodasi masih dapat diefisienkan. Ia menegaskan bahwa efisiensi yang dilakukan tidak boleh mengurangi kualitas pelayanan yang diberikan kepada jemaah haji. BP Haji akan berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk Kementerian Agama dan Garuda Indonesia, untuk mencari solusi terbaik.

Presiden Prabowo sendiri telah meminta Garuda Indonesia untuk melakukan efisiensi dalam operasionalnya, terutama pada hal-hal yang dianggap tidak perlu. Dengan efisiensi, biaya transportasi udara dapat ditekan, sehingga berdampak pada penurunan biaya haji secara keseluruhan.

"Kita berjuang keras untuk menurunkan biaya haji semurah-murah yang kita mampu," ujar Prabowo saat peresmian terminal haji. Ia juga mengapresiasi penurunan biaya haji sebesar Rp 4 juta yang telah dirasakan oleh jemaah pada tahun ini, namun ia meminta agar penurunan tersebut dapat ditingkatkan lagi.

BP Haji berkomitmen untuk bekerja keras mewujudkan arahan Presiden Prabowo. Mereka akan terus mencari cara untuk menekan biaya haji tanpa mengorbankan kualitas pelayanan, sehingga ibadah haji dapat diakses oleh lebih banyak umat Islam di Indonesia.

Upaya yang akan dilakukan BP Haji meliputi:

  • Menelaah seluruh komponen biaya haji: Identifikasi potensi inefisiensi pada biaya transportasi, akomodasi, konsumsi, dan lain-lain.
  • Optimasi pemanfaatan pesawat: Mencari solusi agar pesawat yang mengangkut jemaah haji tidak kembali kosong ke Indonesia, misalnya dengan kerja sama dengan sektor pariwisata.
  • Efisiensi biaya katering dan akomodasi: Berkoordinasi dengan penyedia layanan untuk menekan biaya tanpa mengurangi kualitas.
  • Koordinasi dengan berbagai pihak: Melibatkan Kementerian Agama, Garuda Indonesia, dan pihak terkait lainnya untuk mencari solusi terbaik.

Dengan langkah-langkah ini, BP Haji berharap dapat mencapai target penurunan biaya haji yang ditetapkan oleh Presiden Prabowo, sehingga ibadah haji dapat menjadi lebih terjangkau bagi masyarakat Indonesia.