Era Baru di Allianz Arena: Vincent Kompany Antarkan Bayern Muenchen Raih Mahkota Bundesliga ke-34

Kejutan terjadi di Bundesliga musim 2024-2025. Vincent Kompany, pelatih muda yang minim pengalaman di klub besar, berhasil membawa Bayern Muenchen merebut kembali gelar juara dari tangan Bayer Leverkusen yang diasuh Xabi Alonso. Kepastian gelar ke-34 sepanjang sejarah klub ini diraih dengan dua pertandingan tersisa, setelah Leverkusen gagal meraih poin penuh saat menghadapi Freiburg.

Keberhasilan ini mengakhiri dominasi satu musim Leverkusen yang sebelumnya memutus rekor 11 gelar beruntun Bayern Muenchen antara 2012 dan 2023. Penunjukan Kompany sebagai pengganti Thomas Tuchel, yang meninggalkan klub di akhir musim lalu, sempat menimbulkan keraguan. Pasalnya, sebelum menerima pinangan Bayern, mantan pemain internasional Belgia ini hanya melatih Anderlecht dan Burnley.

Namun, manajemen Bayern berani mengambil risiko, dan perjudian ini terbukti membuahkan hasil. Kompany dengan cepat mampu menguasai ruang ganti dan menerapkan filosofi permainannya. Bayern mengawali musim dengan gemilang, mencatatkan empat kemenangan beruntun. Mereka kokoh di puncak klasemen sejak pekan ketiga, membukukan 23 kemenangan dari 32 pertandingan, hanya menelan dua kekalahan, dan mencetak 93 gol, menjadi yang tertinggi di liga.

Selain menjadi gelar pertama bagi Kompany di musim debutnya, Bundesliga 2024-25 juga menjadi trofi besar pertama bagi kapten Inggris, Harry Kane, sejak bergabung dengan Die Roten. Pemain yang dikenal haus akan gelar tersebut tampil impresif di musim pertamanya dengan mencetak 24 gol.

Bagi Thomas Müller, gelar ini menjadi yang ke-13 di kasta tertinggi sepak bola Jerman, sebuah pencapaian yang luar biasa. Legenda Bayern yang baru-baru ini mencatatkan penampilan ke-500 di Bundesliga, akan mengakhiri karier 25 tahunnya bersama klub masa kecilnya setelah Piala Dunia Antarklub FIFA musim panas ini.

Dengan demikian, musim 2024-2025 menjadi penanda era baru di Allianz Arena di bawah kepemimpinan Vincent Kompany. Kemenangan ini bukan hanya sekadar gelar, tetapi juga bukti bahwa keberanian dalam mengambil risiko dan kepercayaan terhadap potensi pelatih muda dapat membuahkan hasil yang manis.