Waisak di Mata Dunia: Ragam Tradisi di Berbagai Negara Asia
Waisak, hari suci bagi umat Buddha, diperingati di berbagai belahan dunia dengan tradisi yang unik dan kaya makna. Lebih dari sekadar perayaan keagamaan, Waisak menjadi momen refleksi mendalam atas kelahiran, pencerahan, dan wafatnya Siddhartha Gautama, Sang Buddha.
Dari Asia Timur hingga Asia Tenggara, perayaan Waisak di setiap negara mencerminkan perpaduan antara ajaran Buddha dan budaya lokal. Berikut adalah beberapa tradisi Waisak yang menarik di berbagai negara Asia:
-
China dan Hong Kong: Perayaan Waisak di China, yang dikenal sebagai Fodan, ditandai dengan ritual memandikan patung bayi Buddha menggunakan air wangi yang telah diberkati. Patung tersebut memiliki posisi tangan yang khas, menunjuk ke langit dan bumi, sebagai simbol kelahiran Siddhartha Gautama. Selain itu, umat Buddha juga menyalakan dupa dan memberikan persembahan di kuil-kuil sebagai bentuk penghormatan dan harapan akan kebijaksanaan Buddha.
-
Jepang: Di Jepang, Waisak disebut Hanamatsuri dan dirayakan pada awal April. Tradisi yang dilakukan mirip dengan di China, yaitu memandikan patung Buddha dengan ama-cha, sejenis teh yang terbuat dari daun hydrangea. Altar-altar dihias dengan bunga teratai dan ornamen musim semi, menciptakan suasana yang tenang dan penuh hormat terhadap kelahiran Buddha.
-
Thailand: Waisak, atau Visakha Puja, merupakan hari libur nasional di Thailand. Umat Buddha berkumpul di kuil-kuil, mendengarkan khotbah, dan membawa persembahan berupa bunga, lilin, dan makanan untuk para biksu. Tradisi ini mencerminkan kehidupan spiritual yang mendalam dalam masyarakat Thailand, dengan suasana Waisak yang dipenuhi kedamaian dan semangat kebajikan.
-
Vietnam: Perayaan Waisak di Vietnam, yang dikenal sebagai Le Phat Dan, dirayakan dengan meriah. Jalan-jalan dihiasi dengan lentera warna-warni dan kuil-kuil dihias dengan indah. Umat Buddha mengadakan festival, memberikan persembahan, dan mendengarkan khotbah di pagoda, menciptakan suasana yang hangat dan penuh semangat kebersamaan serta spiritualitas.
-
Sri Lanka: Waisak merupakan hari libur nasional selama dua hari di Sri Lanka. Masyarakat menghias rumah dan jalan-jalan dengan lentera, lilin, dan lampion. Tradisi Dansala, yaitu prasmanan gratis bagi masyarakat, juga menjadi bagian penting dari perayaan ini. Kuil-kuil mengadakan doa bersama dan memasang Pandol, yaitu gerbang bergambar yang menceritakan kisah Buddha. Suasana religius berpadu dengan budaya lokal yang kuat.
-
Kamboja: Di Kamboja, Waisak disebut Visak Bochea. Bendera Buddha dikibarkan dan para biksu berarak membawa dupa, bunga, dan lilin. Umat Buddha memberikan persembahan makanan dan mengikuti ritual doa, menunjukkan penghormatan mendalam terhadap ajaran Sang Buddha.
-
India: Waisak, yang disebut Buddha Purnima atau Buddha Jayanthi di India, dirayakan dengan umat mengenakan pakaian putih, berdoa di kuil-kuil, dan membaca sutra. Perayaan ini berpusat di Dharamsala, tempat ajaran Buddha Tibet berkembang. Makanan vegetarian seperti kheer disajikan sebagai bagian dari praktik sederhana dan spiritual.
-
Singapura: Di Singapura, Waisak dirayakan dengan kunjungan ke kuil, pembakaran dupa, dan prosesi lilin. Patung Buddha dihias dan bendera Buddha dikibarkan. Umat Buddha juga mengadakan kegiatan amal dan menghindari konsumsi daging. Perayaan ini berlangsung khidmat dan terorganisir di pusat kota.
Ragam tradisi Waisak di berbagai negara Asia ini menunjukkan bagaimana ajaran Buddha diadaptasi dan diintegrasikan ke dalam budaya lokal, menciptakan perayaan yang unik dan bermakna bagi umat Buddha di seluruh dunia.