Simulasi Ibadah Haji: Calon Jemaah Rasakan Atmosfer Masjidil Haram di Pasuruan
Ratusan calon jemaah haji memadati Masjid Khas di Kota Pasuruan untuk mengikuti simulasi manasik haji. Suasana pagi yang cerah tidak menyurutkan semangat mereka untuk mempelajari dan mempraktikkan rukun dan wajib haji sebagai persiapan keberangkatan ke Tanah Suci.
Dengan khidmat, para calon jemaah mengikuti setiap instruksi dari KH. Nailurohman, seorang pemateri manasik haji. Mereka mengenakan pakaian ihram dan dengan seksama menyimak penjelasan mengenai tata cara tawaf, sa'i, dan rangkaian ibadah haji lainnya. Simulasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang mendalam dan pengalaman praktis bagi para calon jemaah, sehingga mereka lebih siap secara mental dan fisik saat menjalankan ibadah haji yang sesungguhnya.
Praktik manasik dimulai dengan simulasi tawaf di pelataran yang telah disulap menyerupai pelataran Ka'bah. Para peserta dengan tertib mengelilingi miniatur Ka'bah, sambil menghayati setiap gerakan dan bacaan. Panasnya terik matahari seolah menjadi pengingat akan kondisi yang akan mereka hadapi di Masjidil Haram kelak.
Selain tawaf, para calon jemaah juga mengikuti simulasi sa'i, yaitu berjalan dan berlari-lari kecil antara bukit Shafa dan Marwah. Lorong di sisi timur masjid dimanfaatkan sebagai lintasan sa'i, sehingga para peserta dapat merasakan sensasi berjalan di antara dua bukit tersebut.
Tidak hanya itu, lokasi di pelataran sisi selatan masjid digunakan untuk simulasi lempar jumrah. Para peserta melempar batu kerikil ke arah tugu yang melambangkan jumrah Ula, Wustho, dan Aqobah. Simulasi ini mengajarkan para calon jemaah tentang makna simbolis dari lempar jumrah, yaitu melempar jauh-jauh segala bentuk keburukan dan godaan setan.
Kehadiran keluarga yang mengantar juga menambah semangat para calon jemaah. Mereka mengabadikan momen-momen penting selama simulasi manasik, sekaligus memperkenalkan kepada anak-anak mereka tentang ibadah haji dan tempat-tempat suci di Makkah.
Masjid Khas di Kota Pasuruan memang memiliki daya tarik tersendiri karena desainnya yang menyerupai Masjidil Haram. Adanya miniatur Ka'bah, menara, dan ornamen lainnya semakin memperkuat kemiripan tersebut. Hal ini menjadikan Masjid Khas sebagai lokasi yang ideal untuk pelaksanaan manasik haji.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Pasuruan, Rasyidi, menjelaskan bahwa pemilihan Masjid Khas sebagai lokasi manasik haji didasarkan pada lokasinya yang strategis dan kemiripannya dengan Masjidil Haram. Diharapkan, simulasi manasik di Masjid Khas dapat memberikan pengalaman yang berkesan dan bermanfaat bagi para calon jemaah haji.
Wali Kota Pasuruan, Adi Wibowo, menambahkan bahwa Pemerintah Kota Pasuruan terus berupaya untuk menyempurnakan kawasan tematik di Masjid Khas. Rencananya, akan ditambahkan spot-spot penunjang agar para pengunjung semakin betah dan mendapatkan manfaat yang lebih besar. Pemerintah Kota juga telah mengajukan anggaran ke Pemerintah Provinsi untuk mendukung pengembangan kawasan Taman Tematik Krampyangan.