Eksplorasi Warisan Budaya: Alternatif Destinasi Candi di Magelang Selain Borobudur

Magelang, Jawa Tengah, bukan hanya tentang kemegahan Candi Borobudur. Lebih dari sekadar ikon wisata yang mendunia, wilayah ini menyimpan kekayaan sejarah dan spiritual dalam bentuk candi-candi yang tak kalah mempesona. Di tengah hiruk pikuk perayaan Waisak, momen yang sakral bagi umat Buddha, mari kita menelusuri jejak peradaban kuno melalui beberapa candi yang menawarkan pengalaman wisata religi dan budaya yang mendalam.

  • Candi Mendut: Terletak hanya beberapa kilometer dari Borobudur, Candi Mendut memegang peranan penting dalam ritual Waisak. Di dalamnya, megah berdiri tiga arca utama, termasuk patung Buddha yang menjulang setinggi tiga meter. Arsitektur candi ini, dengan detail simboliknya yang kaya, mencerminkan ajaran Mahayana. Suasana tenang dan damai di sekitar candi menjadikannya tempat yang ideal untuk meditasi dan kontemplasi spiritual.

  • Candi Pawon: Berada di antara Candi Mendut dan Borobudur, Candi Pawon meski berukuran lebih kecil, menyimpan pesona tersendiri. Relief Dewa Kuvera, dewa kekayaan dalam kepercayaan Hindu, menghiasi dinding candi. Sejarawan meyakini bahwa candi ini dulunya berfungsi sebagai tempat penyimpanan abu Raja Indra. Lokasinya yang strategis memberikan kesan sebagai penghubung spiritual antara Mendut dan Borobudur. Kesejukan dan kerindangan pepohonan di sekitar candi mengundang pengunjung untuk beristirahat sejenak.

  • Candi Ngawen: Kompleks Candi Ngawen terdiri dari lima bangunan candi kecil yang tertata rapi di atas punden berundak. Keunikan candi ini terletak pada arca singa yang menghiasi keempat sudutnya, sebuah ciri khas yang jarang ditemukan pada candi Buddha lainnya. Dibangun oleh Dinasti Syailendra, Candi Ngawen memancarkan gaya arsitektur klasik yang elegan. Dikelilingi oleh hamparan sawah dan perkampungan, candi ini menawarkan suasana wisata sejarah yang tenang dan jauh dari keramaian. Menariknya, pengunjung tidak dikenakan biaya masuk untuk menjelajahi kawasan ini.

  • Candi Umbul: Candi Umbul menawarkan pengalaman wisata yang unik, yaitu pemandian air panas alami yang berasal dari zaman Mataram Kuno. Air hangat di kolam-kolamnya dipercaya memiliki khasiat penyembuhan. Selain pemandian, situs ini juga menyimpan relief dan struktur batu kuno yang menjadi saksi bisu peradaban masa lalu. Suasana yang tenang dan damai menjadikan Candi Umbul tempat yang ideal untuk relaksasi dan refleksi diri.

  • Candi Selogriyo: Untuk mencapai Candi Selogriyo, pengunjung harus melakukan trekking sejauh dua kilometer melewati pematang sawah yang indah. Candi bergaya Hindu ini pernah mengalami kerusakan akibat longsor, namun telah direstorasi dengan apik pada tahun 2005. Meskipun berukuran kecil, Candi Selogriyo menawarkan ketenangan dan keindahan alam yang memukau. Udara sejuk pegunungan semakin menambah pengalaman spiritual dan alami bagi para pengunjung.

  • Candi Asu: Candi Asu, atau dikenal juga dengan Candi Asu Sengi, dibangun pada masa Wangsa Sanjaya dan mencerminkan perpaduan antara unsur Hindu dan arsitektur lokal. Nama "Asu" berasal dari patung Lembu Nandi yang rusak dan menyerupai anjing. Candi ini terletak di Dusun Sengi dan dikelilingi oleh perbukitan dan pedesaan yang asri. Suasana yang tenang dan panorama alam yang indah menjadikan Candi Asu destinasi yang tepat untuk menjelajahi sejarah kuno dan menikmati kedamaian.

Dengan mengunjungi candi-candi di sekitar Magelang, Anda tidak hanya memperkaya pengetahuan sejarah dan budaya, tetapi juga menemukan ketenangan dan kedamaian batin. Setiap candi memiliki cerita dan keunikan tersendiri, menjanjikan pengalaman wisata yang tak terlupakan.