Tekanan Peran Walid di 'Bidaah': Faisal Hussein Alami Dampak Fisik

Aktor asal Malaysia, Faisal Hussein, mengungkapkan pengorbanan mendalam yang ia alami saat memerankan karakter Walid dalam serial 'Bidaah'. Perannya sebagai tokoh yang piawai berdialog dan meyakinkan umat, ternyata membawa dampak signifikan pada kesehatan fisiknya.

Dalam serial tersebut, Walid digambarkan sebagai sosok yang mampu menyampaikan dalil-dalil dengan meyakinkan, sehingga membuat penonton terkesan dengan kemampuan diplomasinya. Namun, di balik kesuksesan menghidupkan karakter tersebut, Faisal Hussein menghadapi tantangan besar, terutama dalam menghafal dan menyampaikan dialog yang sarat dengan unsur agama.

Penulis naskah 'Bidaah', Erma Fatima, menekankan bahwa dialog untuk karakter Walid tidak boleh diubah atau diimprovisasi, mengingat sensitivitas konten yang mengandung unsur agama. Hal ini menjadi beban tersendiri bagi Faisal Hussein, karena kesalahan dalam penyampaian dialog dapat berakibat fatal bagi produksi dan kariernya.

Tekanan untuk membawakan karakter Walid dengan sempurna rupanya berdampak pada kondisi fisik Faisal Hussein. Ia mengaku mengalami kebotakan akibat stres yang dialaminya selama proses syuting. Beban untuk menyampaikan dialog yang akurat dan bertanggung jawab, ditambah dengan potensi reaksi negatif dari masyarakat, menjadi faktor pemicu masalah tersebut.

Serial 'Bidaah' sendiri sempat menuai kontroversi di Malaysia, dengan beberapa pihak melancarkan kritik terhadap para pemain dan tim produksi. Namun, gelombang dukungan dari netizen Indonesia, yang mengangkat serial ini melalui meme dan konten viral, berhasil meredam serangan tersebut.

Faisal Hussein mengaku terkejut dengan sambutan positif yang ia terima dari netizen Indonesia. Ia merasa heran mengapa karakter Walid yang ia perankan, yang notabene adalah tokoh antagonis, justru menjadi idola. Kendati demikian, ia tetap merasa senang dan berterima kasih atas apresiasi yang diberikan.

Fenomena ini menunjukkan bahwa interpretasi sebuah karya seni dapat berbeda-beda tergantung pada latar belakang budaya dan perspektif penonton. Apa yang dianggap kontroversial di satu tempat, bisa jadi justru diapresiasi di tempat lain.