Gaza Dihantui Asbes: Ancaman Kesehatan Tersembunyi di Balik Reruntuhan Perang
Agresi militer yang menghancurkan di Gaza tidak hanya meninggalkan luka fisik, tetapi juga ancaman kesehatan yang tersembunyi: asbes. Material yang dulunya lazim digunakan dalam konstruksi bangunan ini, kini menjadi sumber bahaya laten yang mengintai di balik puing-puing dan reruntuhan.
Asbes, mineral yang dulunya diagungkan karena ketahanan dan harganya yang terjangkau, kini dikenal sebagai pemicu penyakit mematikan. Serat-serat mikroskopis yang dilepaskannya dapat terhirup dan bersarang di paru-paru, memicu peradangan kronis dan bahkan kanker. Ironisnya, bahan yang dulunya dianggap sebagai solusi pembangunan, kini menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat Gaza yang tengah berjuang.
Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) memperkirakan bahwa terdapat jutaan ton puing dan reruntuhan di Gaza yang terkontaminasi asbes. Kontaminasi ini terutama terkonsentrasi di kamp-kamp pengungsian yang didirikan untuk menampung warga Palestina yang kehilangan tempat tinggal akibat konflik berkepanjangan. Atap bangunan yang terbuat dari asbes menjadi sumber utama pelepasan serat berbahaya ke lingkungan.
Profesor Bill Cookson, seorang ahli dari Pusat Nasional untuk Penelitian Mesothelioma di London, menggambarkan kondisi di Gaza sebagai "lingkungan yang sangat beracun." Ia menekankan bahwa paparan asbes dapat menimbulkan dampak kesehatan jangka panjang, terutama bagi anak-anak yang rentan terhadap efek buruk zat berbahaya ini.
Liz Darlison, CEO Mesothelioma UK, menambahkan bahwa dampak paparan asbes tidak berhenti pada kematian individu. Penyakit yang disebabkan oleh asbes dapat berkembang dalam jangka waktu yang lama, sehingga dampaknya akan terus dirasakan oleh generasi mendatang.
Bahaya asbes semakin diperparah oleh kurangnya kesadaran masyarakat dan prioritas yang berbeda di tengah krisis kemanusiaan. Warga Gaza, yang bergulat dengan kekurangan makanan dan ancaman serangan militer, mungkin tidak menyadari risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh debu dan puing-puing yang terkontaminasi asbes.
Chiara Lodi, koordinator medis di Gaza untuk LSM Medecins Sans Frontieres, menyatakan bahwa masalah kesehatan akibat debu bukanlah prioritas utama bagi warga Gaza saat ini. Mereka lebih khawatir tentang keselamatan dan kelangsungan hidup di tengah konflik yang sedang berlangsung.
Survei PBB setelah konflik Gaza pada tahun 2009 menemukan asbes di berbagai jenis bangunan, termasuk gudang, bangunan sementara, dan kandang ternak. Kehadiran asbes yang meluas menunjukkan bahwa masalah ini telah ada selama bertahun-tahun dan memerlukan perhatian yang mendesak.
Crocidolite, jenis asbes yang sangat berbahaya dan karsinogenik, juga ditemukan di Gaza oleh PBB. Paparan crocidolite meningkatkan risiko kanker paru-paru, mesothelioma, dan kanker lainnya.
Silikosis, penyakit paru-paru yang disebabkan oleh menghirup debu silika, juga menjadi perhatian di Gaza. Beton, yang umum digunakan dalam konstruksi, mengandung silika dalam jumlah signifikan. Paparan debu silika dapat memperburuk kondisi pernapasan yang sudah ada sebelumnya dan meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan.
Para ahli kesehatan menggunakan serangan 11 September 2001 di World Trade Center sebagai studi kasus untuk memahami efek awan debu beracun pada populasi sipil. Jumlah kematian dan diagnosis kanker yang terkait dengan paparan debu dari World Trade Center memberikan gambaran yang mengerikan tentang potensi dampak kesehatan jangka panjang dari paparan debu beracun di Gaza.
Proses rekonstruksi Gaza, yang diusulkan oleh AS dan beberapa Negara Arab, harus dikelola dengan hati-hati untuk menghindari gangguan sejumlah besar puing-puing yang terkontaminasi asbes. Pemindahan puing-puing dapat meningkatkan risiko pelepasan serat asbes ke udara, yang dapat memperburuk masalah kesehatan yang ada.
UNEP memperkirakan bahwa pembersihan semua puing-puing di Gaza dapat memakan waktu hingga 21 tahun dan menelan biaya miliaran dolar. Tantangan logistik dan keuangan yang terkait dengan pembersihan puing-puing yang terkontaminasi asbes sangat besar.
Situasi di Gaza sangat kompleks dan memerlukan pendekatan multidisiplin untuk mengatasi masalah kesehatan yang ditimbulkan oleh asbes. Peningkatan kesadaran masyarakat, pemantauan kualitas udara, dan pengelolaan puing-puing yang aman sangat penting untuk melindungi kesehatan masyarakat Gaza.
Kerja sama antara organisasi internasional, pemerintah daerah, dan masyarakat sipil sangat penting untuk mengatasi ancaman kesehatan yang ditimbulkan oleh asbes di Gaza. Upaya bersama diperlukan untuk memastikan bahwa warga Gaza dapat hidup dalam lingkungan yang aman dan sehat.