Semarang Night Carnival 2025: Empat Anak Terpisah dari Orang Tua di Tengah Membeludaknya Pengunjung

Perhelatan Semarang Night Carnival (SNC) 2025 yang berlangsung meriah di Kota Semarang, Jawa Tengah, pada Minggu (4/5/2025), diwarnai insiden terpisahnya empat anak dari orang tua mereka.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Semarang, Marthen Stevanus Dacosta, mengungkapkan bahwa keempat anak tersebut dilaporkan hilang akibat kelengahan pengawasan dari pihak keluarga. "Diduga kuat penyebabnya karena anak-anak tersebut mengikuti ajakan teman-temannya," jelas Marthen, Senin (5/5/2025).

Informasi yang dihimpun menunjukkan bahwa padatnya pengunjung yang ingin menyaksikan kemeriahan SNC, termasuk penampilan dari Ndarboy Genk, menjadi faktor utama yang menghalangi anak-anak tersebut untuk kembali berkumpul dengan orang tua mereka. Antusiasme masyarakat yang tinggi membuat mobilitas menjadi terbatas dan menyulitkan proses pencarian.

Sebelumnya, Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng, menyampaikan apresiasinya atas tingginya partisipasi masyarakat dalam SNC 2025. Ia bahkan berencana menjadikan acara ini sebagai agenda tahunan yang bertujuan untuk mempromosikan kekayaan kuliner khas Semarang. "Antusiasme warga luar biasa, dan ini berpotensi menjadi event tahunan yang menarik," ungkapnya.

Semarang Night Carnival (SNC) tahun ini menampilkan lebih dari 150 peserta dengan parade kostum unik yang mengambil tema yang ikonik.

Parade dimulai dari kawasan Titik Nol Kilometer (depan Kantor Pos Besar Johar) dan berakhir di Balai Kota Semarang, dengan ribuan warga memadati sepanjang rute yang dilalui oleh peserta pawai.

Memasuki penyelenggaraan yang ke-13, SNC 2025 mengusung tema besar "Perisai Nusantara". Tema ini menampilkan karnaval kostum yang sekaligus merefleksikan kekayaan budaya Indonesia melalui empat sub-tema utama:

  • Burung Cendrawasih
  • Burung Merak
  • Bunga Anggrek
  • Penjor

Tema "Perisai Nusantara" tidak hanya merefleksikan filosofi lambang negara Garuda Pancasila dan kebanggaan terhadap warisan budaya Indonesia, tetapi juga menjadi representasi dari identitas Kota Semarang.