Gelombang Protes Guncang UKSW Salatiga: Mahasiswa dan Dosen Tuntut Perbaikan Fasilitas dan Transparansi

Gelombang Protes Guncang UKSW Salatiga: Mahasiswa dan Dosen Tuntut Perbaikan Fasilitas dan Transparansi

Salatiga - Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga dilanda aksi protes besar-besaran dari kalangan mahasiswa dan dosen. Demonstrasi ini dipicu oleh berbagai isu, mulai dari ketidakpuasan terhadap fasilitas perkuliahan hingga dugaan tindakan sewenang-wenang oleh pihak rektorat.

Ribuan mahasiswa dan dosen dari Fakultas Teknologi Informasi (FTI) turun ke jalan dengan tuntutan utama peningkatan fasilitas perkuliahan. Dengan mengenakan kaos biru sebagai identitas, mereka berorasi dan membawa spanduk yang menyuarakan aspirasi mereka. Aksi ini dilakukan dengan berjalan kaki dari kampus di Jalan Diponegoro menuju kampus utama di Jalan Kartini.

Dekan FTI, Prof. Danny Manongga, secara terbuka mengkritik kondisi fasilitas yang dinilai tidak memadai. Ia menyoroti kontribusi besar FTI terhadap pendapatan universitas, namun ironisnya, fasilitas yang tersedia, terutama akses internet, jauh dari kata layak. Lebih lanjut, Prof. Danny mengungkapkan kekecewaannya terhadap Rektorat yang kerap kali mencoret usulan kegiatan dan peningkatan fasilitas yang diajukan oleh fakultas. Ia bahkan mendesak adanya audit keuangan untuk memastikan transparansi.

"Kita fakultas besar, menyumbang banyak pendapatan. Tapi yang ada saat ini, fasilitas internet saja amburadul," Ujar Danny.

Klemens Imanuel, Ketua Senat Mahasiswa FTI UKSW, menambahkan bahwa lokasi kampus FTI yang terpisah dari kampus induk, ditambah dengan koneksi internet yang buruk, menjadi hambatan besar bagi mahasiswa, terutama dalam mengembangkan kemampuan kritis, kreatif, dan inovatif.

Gelombang protes juga datang dari Fakultas Hukum dan Fakultas Teologi. Para mahasiswa dan dosen dari kedua fakultas ini menyuarakan ketidaknyamanan mereka terhadap gaya kepemimpinan yang dinilai arogan oleh pihak rektorat. Sebelumnya, pada tanggal 2 Mei 2025, mahasiswa dan dosen Fakultas Hukum juga telah melakukan aksi demonstrasi serupa, termasuk long march menuju kantor Rektorat.

Koordinator aksi dari Fakultas Hukum, Rezky Passiuola, mengungkapkan bahwa demonstrasi tersebut merupakan bentuk respons terhadap tindakan sewenang-wenang rektorat, terutama terkait dengan penggantian dekan dan jajaran pimpinan fakultas yang dinilai janggal dan tidak sesuai dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh UKSW.

"Kami selama ini sudah diam melihat polah pimpinan universitas, namun dengan adanya pergantian dekan dan jajaran, mahasiswa FH satu suara menyatakan menolak," Ungkap Rezky.

Pergantian pejabat lama, termasuk Dekan Prof. Dr. Umbu Rauta dan beberapa kepala program studi, yang menurutnya janggal. SK Rektor per tanggal 30 April 2025 tersebut dikeluarkan pada pukul 23.00 WIB dan langsung berlaku pada 1 Mei 2025. Penggantian itu tidak mencerminkan nilai-nilai Satya Wacana yang mengedepankan keadilan dan moralitas.

Aksi demonstrasi yang terjadi di UKSW Salatiga ini mencerminkan adanya ketidakpuasan yang mendalam di kalangan sivitas akademika. Para mahasiswa dan dosen berharap agar pihak rektorat segera mengambil langkah-langkah konkret untuk mengatasi berbagai permasalahan yang ada, serta menciptakan suasana kampus yang kondusif dan transparan.

Daftar Tuntutan Utama:

  • Peningkatan fasilitas perkuliahan, terutama di FTI.
  • Audit keuangan yang transparan.
  • Penghentian tindakan arogansi oleh pimpinan universitas.
  • Pengelolaan beasiswa yang adil.
  • Revitalisasi fasilitas di FTI.
  • Pengelolaan keuangan yang berpihak pada kepentingan sivitas akademika.
  • Menolak penggantian dekan dan jajaran pimpinan fakultas yang dinilai janggal