Penyerapan Gabah Beras Domestik Sentuh Rekor Tertinggi, Mentan Apresiasi Kinerja Bulog

Kementerian Pertanian mengumumkan bahwa Perum Bulog telah mencatatkan rekor penyerapan gabah beras tertinggi sepanjang sejarah Indonesia hingga awal Mei 2025. Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menyampaikan apresiasi atas kinerja Bulog yang berhasil menyerap 1,88 juta ton gabah beras dari petani lokal. Pencapaian ini dianggap signifikan karena dilakukan tanpa impor beras, menunjukkan keberhasilan upaya peningkatan produksi dalam negeri.

"Serapan beras dari Januari hingga Mei tahun ini merupakan yang tertinggi dalam sejarah. Ini mencapai 1,88 juta ton. Alhamdulillah, ini bukan impor, tanpa impor," ujar Mentan Amran dalam konferensi pers di Jakarta pada Senin, 5 Mei 2025. Amran juga menekankan pentingnya menjaga kualitas beras yang disimpan di gudang Bulog. Ia meminta Bulog untuk memastikan bahwa kualitas beras tetap terjaga meskipun mungkin ada sedikit penurunan kualitas.

Menurut Mentan, stok beras yang dikelola Bulog saat ini merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah. Hal ini memberikan jaminan ketersediaan pangan yang memadai bagi masyarakat. Pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan produksi beras dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada impor. Salah satu strategi yang dilakukan adalah dengan memberikan dukungan kepada petani melalui penyediaan bibit unggul, pupuk bersubsidi, dan pelatihan.

Keberhasilan penyerapan gabah beras oleh Bulog ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi petani. Dengan adanya jaminan pembelian dari Bulog, petani memiliki kepastian pasar untuk hasil panen mereka. Hal ini dapat meningkatkan pendapatan petani dan mendorong mereka untuk terus meningkatkan produktivitas. Pemerintah juga terus berupaya untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi petani, termasuk dengan memberikan akses terhadap permodalan dan teknologi.

Selain itu, pemerintah juga terus berupaya untuk meningkatkan efisiensi rantai pasok beras. Hal ini dilakukan dengan memangkas biaya-biaya yang tidak perlu dan memastikan bahwa beras dapat sampai ke konsumen dengan harga yang terjangkau. Pemerintah juga mendorong pengembangan industri pengolahan beras yang modern dan efisien. Dengan demikian, kualitas beras yang dihasilkan dapat ditingkatkan dan nilai tambah bagi petani dapat dioptimalkan.

Pencapaian ini merupakan hasil kerja keras seluruh pihak, termasuk petani, Bulog, dan pemerintah. Pemerintah berkomitmen untuk terus mendukung sektor pertanian agar dapat menjadi tulang punggung perekonomian nasional. Dengan peningkatan produksi dan efisiensi, Indonesia diharapkan dapat mencapai swasembada beras dan bahkan menjadi eksportir beras di masa depan.

Berikut adalah beberapa poin penting yang menjadi fokus pemerintah dalam pengembangan sektor pertanian:

  • Peningkatan Produksi: Meningkatkan produktivitas tanaman padi melalui penggunaan bibit unggul, pupuk, dan teknologi.
  • Efisiensi Rantai Pasok: Memangkas biaya-biaya yang tidak perlu dalam rantai pasok beras.
  • Dukungan Petani: Memberikan dukungan kepada petani melalui penyediaan bibit, pupuk, pelatihan, dan akses permodalan.
  • Pengembangan Industri Pengolahan: Mendorong pengembangan industri pengolahan beras yang modern dan efisien.
  • Kualitas Beras: Memastikan kualitas beras yang dihasilkan tetap terjaga dan memenuhi standar yang ditetapkan.