Pemerintah Prioritaskan Pembangunan Gudang Penyimpanan Pangan Sementara di Aceh dan NTB
Pemerintah Indonesia berencana membangun fasilitas penyimpanan pangan sementara di Aceh dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Langkah ini diambil sebagai respons terhadap kebutuhan mendesak akan ruang penyimpanan yang memadai untuk hasil panen, terutama beras, yang dikelola oleh Perum Bulog.
Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, menjelaskan bahwa inisiatif ini merupakan perintah langsung dari Presiden untuk mengatasi keterbatasan kapasitas penyimpanan yang dialami Bulog di beberapa daerah. Aceh dan NTB menjadi prioritas karena tingginya tingkat kebutuhan dan keterbatasan gudang yang tersedia, meskipun Bulog telah menyewa gudang tambahan.
Saat ini, Bulog telah menyewa gudang dengan total kapasitas 1,1 juta ton untuk menampung produksi beras dalam negeri. Namun, dengan hasil panen yang terus meningkat, kebutuhan akan ruang penyimpanan tambahan semakin mendesak. Pemerintah berupaya mencari solusi jangka pendek untuk mengatasi masalah ini.
Sebelumnya, Presiden telah menginstruksikan pembangunan 25.000 gudang improvisasi yang tahan lama di berbagai wilayah sebagai solusi sementara. Gudang-gudang ini dirancang untuk dapat digunakan selama 5 hingga 10 tahun, sambil menunggu pembangunan gudang permanen di setiap desa. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap kondisi dimana gudang-gudang Bulog telah mencapai kapasitas maksimum, sehingga diperlukan solusi cepat untuk terus menyerap hasil panen dari petani.
Gudang darurat ini menjadi solusi penting untuk memastikan Bulog dapat terus menjalankan fungsinya dalam menjaga stabilitas pasokan dan harga beras, serta mendukung petani dengan menyerap hasil panen mereka. Pembangunan gudang darurat ini diharapkan dapat segera terealisasi untuk mengatasi masalah kekurangan ruang penyimpanan yang mendesak.