Misteri Minto Stone: Jejak Mataram Kuno di Skotlandia dan Legenda Kutukan yang Menyertainya
Prasasti Sangguran: Warisan Mataram Kuno yang Terasing
Prasasti Sangguran, yang dikenal juga sebagai Minto Stone, adalah artefak bersejarah dari era Kerajaan Mataram Kuno. Prasasti ini, yang berasal dari wilayah Kota Batu, Jawa Timur, kini berada di Desa Minto, Roxburghshire, Skotlandia. Perjalanan panjang prasasti ini menjadikannya saksi bisu sejarah yang terpisah jauh dari tanah airnya.
Legenda Kutukan Minto Stone
Menurut cerita yang beredar di kalangan masyarakat Mojorejo, prasasti ini diyakini mengandung kutukan bagi siapa saja yang mengganggu atau memindahkannya. Konon, orang yang memindahkan prasasti ini akan mengalami kesialan yang tak berujung. Kisah ini menambah aura misteri yang menyelimuti Minto Stone.
Perjalanan Minto Stone ke Skotlandia
Prasasti Sangguran menjadi salah satu artefak penting yang diambil oleh pihak Inggris pada masa lalu. Kolonel Colin Mackenzie menyerahkan prasasti ini kepada Sir Thomas Stamford Raffles, yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Jenderal. Pada tahun 1813, prasasti ini dibawa dari Surabaya ke Kolkata, India, menggunakan kapal East India Company (EIC). Dari India, prasasti ini kemudian dibawa ke Skotlandia dan ditempatkan di taman kediaman keluarga Lord Minto di Roxburghshire, di mana ia berada hingga saat ini.
Replika Prasasti Sangguran
Replika Prasasti Sangguran dibuat dengan tinggi 160 sentimeter, lebar 122 sentimeter, dan tebal 32,5 sentimeter. Pembuatan replika ini bertujuan untuk mengingatkan masyarakat akan pentingnya sejarah dan agar generasi selanjutnya mengetahui tentang Prasasti Sangguran.
Signifikansi Historis Prasasti Sangguran
Prasasti Sangguran memberikan informasi penting mengenai sejarah Nusantara, khususnya mengenai perpindahan pusat kekuasaan Kerajaan Mataram Kuno ke Jawa Timur pada tahun 928 Masehi, setahun sebelum Mpu Sindok memindahkan ibu kota kerajaan. Prasasti ini menyebut nama Sri Maharaja Rakai Pangkaja Dyah Wawa Sri Wijayalokanamottungga (Dyah Wawa), raja terakhir Kerajaan Mataram Kuno periode Jawa Tengah. Pemerintahan Dyah Wawa menandai era baru dengan pemindahan pusat kerajaan ke Jawa Timur oleh Mpu Sindok, yang kemudian dikenal sebagai Kerajaan Medang.
Aksara pada Prasasti
Pahatan aksara memenuhi beberapa sisi prasasti, dengan 38 baris di bagian depan, 45 baris di bagian belakang, dan 15 baris di sisi kiri. Aksara ini menjadi kunci untuk memahami sejarah dan peristiwa penting yang terjadi pada masa Kerajaan Mataram Kuno.
Warisan Sejarah yang Terpisah
Keberadaan Prasasti Sangguran di Skotlandia menjadi simbol warisan sejarah yang terpisah dari tanah asalnya. Kisah prasasti ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga dan melestarikan artefak bersejarah sebagai bagian dari identitas bangsa.
- Daftar poin penting yang dapat ditambahkan (opsional):
Pertanyaan yang Belum Terjawab
- Mengapa prasasti ini dianggap memiliki kutukan?
- Bagaimana cara prasasti ini diangkut dari Jawa ke Skotlandia?
- Apa pesan yang ingin disampaikan melalui aksara yang terukir pada prasasti?
Kesimpulan
Minto Stone, atau Prasasti Sangguran, adalah artefak bersejarah yang memiliki nilai penting bagi Indonesia dan dunia. Kisah perjalanannya dari Jawa ke Skotlandia, legenda kutukan yang menyertainya, dan informasi sejarah yang terkandung di dalamnya menjadikan prasasti ini sebagai warisan budaya yang tak ternilai harganya.