Aksi Protes Harga Singkong di Lampung Berujung Bentrokan: Polisi Gunakan Gas Air Mata
Aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh ratusan petani dan mahasiswa di Lampung pada hari Senin (5/5/2025) berakhir dengan bentrokan antara demonstran dan aparat kepolisian. Aksi ini dipicu oleh kekecewaan para petani terhadap anjloknya harga singkong di tingkat petani.
Massa aksi yang berasal dari berbagai daerah di Lampung, bersama dengan elemen organisasi kepemudaan (OKP) Cipayung Plus, berkumpul di depan kantor Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung sejak pagi hari. Mereka membawa berbagai spanduk dan poster yang berisi tuntutan agar pemerintah daerah segera mengambil tindakan untuk menstabilkan harga singkong.
Sempat terjadi negosiasi alot antara perwakilan demonstran dan pihak Pemprov Lampung, namun belum mencapai titik temu. Massa kemudian mencoba menerobos barikade keamanan yang dijaga ketat oleh aparat kepolisian. Aksi dorong-mendorong tak terhindarkan, yang kemudian berujung pada aksi saling lempar batu. Beberapa petugas kepolisian dilaporkan terluka akibat lemparan tersebut.
Menanggapi aksi anarkis tersebut, aparat kepolisian terpaksa mengambil tindakan tegas dengan menembakkan gas air mata dan menyemprotkan air dari water cannon untuk membubarkan massa. Kericuhan sempat mereda ketika Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, bersedia menemui perwakilan demonstran untuk berdialog di Gedung Balai Keratun. Namun, suasana kembali memanas ketika para pemimpin OKP menolak untuk masuk ke gedung dan bersikeras meminta gubernur untuk berdialog di lapangan terbuka.
Kondisi semakin tidak terkendali ketika massa kembali melempari petugas kepolisian dengan batu. Akibatnya, seorang anggota polisi mengalami luka di bagian kepala. Untuk mengendalikan situasi, kepolisian kembali melepaskan tembakan gas air mata dan semprotan water cannon ke arah massa aksi.
Setelah melalui negosiasi yang panjang dan alot, akhirnya beberapa perwakilan petani dan mahasiswa bersedia untuk berdialog dengan Gubernur dan Pansus Tata Niaga Singkong. Dalam dialog tersebut, mereka menyampaikan tuntutan terkait dengan anjloknya harga singkong dan meminta pemerintah daerah untuk segera mencari solusi yang konkret.
Belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian mengenai jumlah korban luka dari kedua belah pihak. Situasi di sekitar kantor Pemprov Lampung saat ini dilaporkan telah kondusif, namun aparat kepolisian masih berjaga-jaga untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya aksi susulan.