Teheran Beri Peringatan Keras kepada Washington: Pangkalan AS di Timur Tengah Jadi Target Jika Diserang

Teheran Beri Peringatan Keras kepada Washington: Pangkalan AS di Timur Tengah Jadi Target Jika Diserang

Menteri Pertahanan Iran, dalam pernyataan yang disiarkan televisi pemerintah, menyampaikan ancaman balasan yang tegas jika Amerika Serikat melakukan agresi militer terhadap Iran. Pernyataan ini muncul di tengah ketegangan yang meningkat antara kedua negara terkait program nuklir Iran dan sanksi ekonomi yang diberlakukan oleh AS.

"Jika kami diserang, dan perang dipaksakan kepada kami, respons kami akan sangat menentukan," tegas Menteri Pertahanan Iran, Aziz Nasirzadeh. Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa kepentingan dan pangkalan militer AS di kawasan Timur Tengah akan menjadi target serangan balasan Iran. Nasirzadeh menekankan bahwa Iran tidak memiliki niat bermusuhan terhadap negara-negara tetangganya, namun memperingatkan bahwa jika pangkalan-pangkalan AS di negara-negara tersebut digunakan untuk menyerang Iran, maka pangkalan-pangkalan itu akan dianggap sebagai target yang sah.

Pernyataan ini muncul setelah Iran memamerkan rudal balistik terbarunya, "Qassem Basir", yang diklaim memiliki jangkauan 1.200 kilometer. Pengembangan rudal ini semakin memperburuk kekhawatiran AS dan sekutunya mengenai kemampuan militer Iran. Di sisi lain, Iran bersikeras bahwa program rudal balistiknya murni untuk tujuan pertahanan dan tidak dapat dinegosiasikan.

Upaya diplomatik antara Iran dan AS, yang dimediasi oleh Oman, telah dilakukan dalam beberapa putaran sejak pertengahan April. Perundingan ini merupakan yang pertama sejak AS menarik diri dari perjanjian nuklir Iran pada tahun 2018. Meskipun perundingan tersebut sempat ditunda karena alasan logistik, kedua belah pihak diharapkan untuk melanjutkan dialog guna mencari solusi diplomatik untuk meredakan ketegangan.

Iran menegaskan bahwa program nuklirnya bersifat damai dan bertujuan untuk menghasilkan energi serta keperluan sipil lainnya. Teheran menolak membahas kemampuan militer dan pertahanannya, termasuk program rudal balistiknya dalam perundingan dengan AS. Sementara itu, Presiden AS telah berulang kali mengancam akan menyerang Iran jika diplomasi gagal, dan telah menjatuhkan sanksi ekonomi yang ketat terhadap sektor minyak Iran.

Situasi ini menciptakan ketidakpastian dan meningkatkan risiko konflik di kawasan Timur Tengah. Retorika yang saling mengancam antara Iran dan AS menggarisbawahi perlunya upaya diplomatik yang lebih intensif untuk menghindari eskalasi lebih lanjut dan mencapai solusi damai yang berkelanjutan.

Daftar Kata Kunci:

  • Menteri Pertahanan Iran
  • Amerika Serikat
  • Ancaman Balasan
  • Pangkalan Militer AS
  • Timur Tengah
  • Rudal Balistik
  • Perundingan Nuklir
  • Sanksi Ekonomi
  • Ketegangan Iran-AS
  • Diplomasi
  • Agresi Militer
  • Qassem Basir