Ekonomi Indonesia Tumbuh 4,87% di Kuartal I 2025, Airlangga Optimis Hadapi Kuartal Berikutnya
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I tahun 2025 mencapai 4,87% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year). Capaian ini didasarkan pada Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku sebesar Rp 5.665,9 triliun dan atas dasar harga konstan Rp 3.264,5 triliun.
Angka pertumbuhan ini mengalami kontraksi sebesar -0,98% jika dibandingkan dengan kuartal IV tahun 2024. Meskipun demikian, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menilai bahwa angka 4,87% ini masih tergolong baik. Ia menyoroti bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia menduduki peringkat kedua tertinggi di antara negara-negara G20, setelah China yang mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,4%.
Kendati demikian, Airlangga mengakui bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berada di bawah Vietnam. Ia memaparkan perbandingan dengan negara-negara ASEAN lainnya.
- Malaysia (4,4%)
- Singapura (3,8%)
- Spanyol (2,9%)
Airlangga Hartarto menyatakan optimisme terkait prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal-kuartal berikutnya. Optimisme ini didasarkan pada harapan realisasi anggaran belanja negara yang akan berjalan lebih optimal dalam beberapa bulan mendatang. Ia meyakini bahwa percepatan realisasi anggaran pemerintah akan mampu menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.
Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, sebelumnya menjelaskan bahwa konsumsi rumah tangga memberikan kontribusi signifikan terhadap PDB, yaitu sebesar 54,53% dengan pertumbuhan 4,89%. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) menyusul dengan kontribusi 28,03%, meskipun mengalami perlambatan pertumbuhan menjadi 2,12%.
Di sisi lain, konsumsi pemerintah justru mengalami kontraksi sebesar -1,38%. Amalia menjelaskan bahwa penurunan ini disebabkan oleh perbedaan signifikan dalam belanja pemerintah dibandingkan kuartal I tahun sebelumnya. Pada kuartal I tahun 2024, terdapat belanja pemerintah yang cukup besar terkait dengan penyelenggaraan pemilihan umum, sementara pada periode yang sama tahun 2025 tidak ada agenda pemilihan umum.
Konsumsi rumah tangga tercatat sebagai sumber pertumbuhan terbesar, menyumbang 2,61%. Selain itu, PMTB juga berkontribusi sebesar 0,65% dan net ekspor menyumbang 0,83% terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal I 2025. Sementara itu, konsumsi pemerintah memberikan kontribusi negatif sebesar -0,08% terhadap pertumbuhan.
Komponen pengeluaran yang mencatatkan pertumbuhan tinggi adalah ekspor, yaitu sebesar 6,78%. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan nilai ekspor nonmigas dan peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara. Konsumsi rumah tangga juga mengalami pertumbuhan yang signifikan, yaitu sebesar 4,89%, yang didorong oleh momentum liburan serta perayaan Ramadan dan menjelang Idul Fitri pada akhir Maret 2025.