Tangsel Gandeng Maharaksa Biru Energi Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah Senilai Rp 2,65 Triliun

Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menunjuk konsorsium Maharaksa Biru Energi Tbk (OASA) dan China Tianying Inc. sebagai pemenang tender proyek Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) Cipeucang. Keputusan ini diumumkan secara resmi oleh Wali Kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie, pada hari Senin, 5 Mei 2025, di kantornya. Surat Keputusan penetapan pemenang sendiri telah diterbitkan sejak 17 April 2025.

"Kota Tangerang Selatan akan menjadi percontohan dalam pengelolaan sampah perkotaan dengan teknologi modern yang berwawasan lingkungan," ujar Benyamin Davnie dalam keterangan persnya. Proyek strategis ini, yang menelan investasi sebesar Rp 2,65 triliun, diharapkan menjadi solusi inovatif dalam mengatasi permasalahan sampah di wilayah tersebut. Pemerintah Kota Tangerang Selatan menargetkan fasilitas pengolahan sampah ini dapat beroperasi secara penuh pada tahun 2029.

Proyek PSEL Cipeucang merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016. Pemilihan teknologi yang tepat menjadi prioritas utama dalam proyek ini. "Saya sudah melakukan studi banding ke berbagai tempat. Pertimbangannya bukan hanya soal biaya murah, tetapi terutama pada teknologinya," tegas Benyamin Davnie.

Fasilitas PSEL Cipeucang direncanakan beroperasi selama 27 tahun dengan skema Built Operate Transfer (BOT), sebelum akhirnya diserahkan kepada Pemerintah Kota Tangerang Selatan. Pembangunan fasilitas ini merupakan wujud komitmen Pemerintah Kota Tangerang Selatan dalam mengatasi permasalahan persampahan yang semakin mendesak. Proyek ini diharapkan dapat memberikan dampak positif signifikan bagi lingkungan dan masyarakat Tangerang Selatan.

Nantinya, fasilitas PSEL Cipeucang akan mampu mengolah setidaknya 1.100 ton sampah per hari menggunakan teknologi Moving Grate Incinerator (MGI). Teknologi ini dianggap mampu mereduksi volume sampah secara signifikan. Berbeda dengan metode Refuse Derived Fuel (RDF) yang masih meninggalkan residu dan menimbulkan bau, teknologi insinerator membakar sampah secara tuntas.

Saat ini, sampah di Tangerang Selatan masih ditampung di TPA Cipeucang, Serpong, yang sudah melebihi kapasitas. Kondisi ini menyebabkan antrean panjang truk sampah dan keluhan dari warga sekitar. PSEL Cipeucang diharapkan dapat mengurangi risiko pencemaran lingkungan, longsor, dan kebakaran di TPA Cipeucang.

PT Maharaksa Biru Energi Tbk (OASA), melalui anak usahanya PT Indoplas Energi Hijau, bekerja sama dengan perusahaan asal China, China Tianying Inc (CNTY), untuk merealisasikan proyek ini. Groundbreaking diharapkan dapat dilakukan pada tahun ini. Teknologi yang digunakan diklaim ramah lingkungan, tidak menghasilkan asap dan bau, serta telah sukses diterapkan di Singapura.

Keunggulan Teknologi Moving Grate Incinerator (MGI):

  • Mampu mengolah sampah hingga 1.100 ton per hari
  • Merupakan solusi pembakaran sampah yang tuntas
  • Minim residu dan bau jika dibandingkan dengan metode RDF
  • Mengurangi volume sampah secara signifikan
  • Teknologi ramah lingkungan yang telah teruji

Dengan diimplementasikannya proyek PSEL Cipeucang, Pemerintah Kota Tangerang Selatan optimis dapat menciptakan lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan bagi seluruh warganya.