Jumlah Pengangguran di Indonesia Meningkat, Sinyal Resesi Global Menguat?

Tingkat Pengangguran di Indonesia Naik, Melebihi Proyeksi IMF

Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan peningkatan signifikan dalam jumlah pengangguran di Indonesia pada Februari 2025. Tercatat 7,28 juta orang atau 4,76% dari total angkatan kerja menjadi pengangguran. Angka ini naik 1,11% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, dengan penambahan 83.450 orang yang tidak memiliki pekerjaan.

Peningkatan ini terjadi seiring dengan bertambahnya angkatan kerja baru, termasuk lulusan sekolah dan ibu rumah tangga yang kembali mencari pekerjaan. Total angkatan kerja bertambah 3,67 juta orang dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah dalam menciptakan lapangan kerja yang memadai.

Proyeksi IMF Terbukti

Kenaikan angka pengangguran ini sejalan dengan proyeksi Dana Moneter Internasional (IMF) yang sebelumnya memperkirakan adanya peningkatan tingkat pengangguran di Indonesia akibat ketegangan perdagangan global. Dalam laporan World Economic Outlook edisi April 2025, IMF memprediksi tingkat pengangguran di Indonesia akan mencapai 5,0% pada tahun 2025 dan 5,1% pada tahun 2026. Proyeksi ini didasarkan pada kekhawatiran akan dampak negatif perang dagang terhadap perekonomian global, termasuk Indonesia.

Selain proyeksi pengangguran, IMF juga merevisi turun proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,7% untuk tahun 2025 dan 2026. Revisi ini didasarkan pada ekspektasi perlambatan ekonomi global akibat ketidakpastian kebijakan perdagangan dan tensi geopolitik. Direktur Departemen Riset IMF, Pierre-Olivier Gourinchas, menekankan bahwa ketegangan perdagangan akan mempengaruhi perdagangan global secara signifikan, dengan gelombang tarif baru dan ketidakpastian kebijakan yang memperburuk prospek pertumbuhan global.

Dampak Ketidakpastian Kebijakan Perdagangan

IMF memperkirakan bahwa semua negara akan terkena dampak negatif dari lonjakan ketidakpastian kebijakan perdagangan, karena bisnis memangkas pembelian dan investasi, sementara lembaga keuangan menilai kembali eksposur peminjam mereka. Perlambatan ekonomi global diperkirakan akan mencapai 2,8% pada tahun ini, turun dari 3,3% yang diperkirakan pada Januari lalu.

Untuk negara berkembang di Asia, IMF memperkirakan pertumbuhan rata-rata sebesar 4,5% pada 2025. Sementara itu, negara-negara berpenghasilan rendah diprediksi mencatat pertumbuhan 4,2%, turun 0,4% dari proyeksi sebelumnya.

Kenaikan tingkat pengangguran di Indonesia, sejalan dengan proyeksi IMF, menjadi sinyal peringatan akan potensi resesi global. Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah proaktif untuk mengatasi masalah pengangguran dan menjaga stabilitas ekonomi di tengah ketidakpastian global yang meningkat.