Lippo Karawaci Catat Kinerja Positif di Kuartal I 2025, Raih Laba Bersih Rp 169 Miliar
PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), perusahaan properti terkemuka, mengumumkan pencapaian laba bersih sebesar Rp 169 miliar pada kuartal pertama tahun 2025. Hasil ini menandai pembalikan yang signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, di mana perusahaan mencatatkan kerugian sebesar Rp 179 miliar.
EBITDA (Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) Lippo Karawaci juga mengalami peningkatan, mencapai Rp 375 miliar. John Riady, Group CEO Lippo Indonesia, menyatakan bahwa LPKR berhasil mempertahankan likuiditas yang sehat, dengan posisi kas meningkat menjadi Rp 2,77 triliun dari Rp 2,62 triliun pada tahun sebelumnya. Peningkatan ini mencerminkan efektivitas pengelolaan kas perusahaan.
Salah satu faktor kunci yang mendorong kinerja positif ini adalah penurunan biaya bunga bersih sebesar 71% (year-on-year) menjadi Rp 93 miliar. Penurunan ini merupakan hasil dari pelunasan obligasi senilai Rp 1,04 triliun dan pinjaman bank sebesar Rp 740 miliar. Langkah ini menunjukkan komitmen LPKR untuk mengurangi beban utang dan mengoptimalkan struktur modalnya.
"Upaya ini telah menghasilkan neraca yang lebih kuat dan biaya pendanaan yang lebih rendah di masa mendatang," ujar John Riady dalam keterangan persnya. Secara keseluruhan, pencapaian ini mencerminkan fokus perusahaan pada pelaksanaan bisnis inti, kinerja operasional yang solid, manajemen biaya yang efisien, dan pengurangan utang.
Segmen properti LPKR mencatat pra penjualan sebesar Rp 1,26 triliun pada kuartal I-2025, mencapai 20 persen dari target tahun ini. Hasil tersebut didukung oleh permintaan berkelanjutan untuk rumah tapak yang terjangkau di berbagai lokasi, dengan kontribusi 80 persen dari total pra penjualan yang mencerminkan minat yang kuat dari pembeli rumah pertama maupun pengguna akhir. Proyek unggulan seperti Cendana Homes, XYZ Livin, dan Waterfront Uptown terus menarik perhatian konsumen, didukung oleh peluncuran Park Serpong Fase 4 dan Seri Blackslate di Tanjung Bunga, Makassar, dengan tingkat penyerapan masing-masing 96 persen dan 88 persen.
Kontribusi prapenjualan dari berbagai unit bisnis Lippo Karawaci:
- Lippo Karawaci (Holdco): Penjualan residensial menyumbang Rp 792 miliar, diikuti oleh unit komersial sebesar Rp 71 miliar, stok hunian bertingkat senilai Rp 28 miliar, tanah kavling sebesar Rp 18 miliar, dan tanah pemakaman di San Diego Hills sebesar Rp 31 miliar.
- Lippo Cikarang (LPCK): Anak usaha ini melaporkan pra penjualan sebesar Rp 323 miliar, dengan rumah tapak dan rumah toko menyumbang lebih dari 96 persen dari total penjualan. Proyek-proyek seperti XYZ Livin dan Cendana Spark North terus menarik minat pembeli.
Selain segmen properti, segmen gaya hidup LPKR, yang meliputi mal dan hotel, juga menunjukkan kinerja yang menggembirakan. Pendapatan segmen ini tumbuh 13% menjadi Rp 322 miliar, dengan laba kotor naik 34% menjadi Rp 239 miliar. EBITDA segmen gaya hidup juga meningkat signifikan, naik 59% menjadi Rp 106 miliar.
John Riady menyimpulkan, "Kami memulai tahun 2025 dengan positif, didukung oleh eksekusi yang terfokus, ketahanan operasional, dan disiplin finansial yang kuat. Strategi kami dalam menyediakan hunian terjangkau terus mendapatkan respons positif dari konsumen akhir, sementara upaya pengurangan utang mulai menunjukkan hasil nyata melalui penurunan biaya bunga."