Polemik Jembatan Emas Bangka Belitung: Gubernur Upayakan Solusi Teknis dengan Bantuan Ahli Tiongkok

Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) menghadapi sorotan terkait dengan penangguhan operasional Jembatan Emas, infrastruktur vital yang menghubungkan Kota Pangkalpinang dan Kabupaten Bangka melalui jalur lintas timur. Langkah ini memicu beragam reaksi, khususnya dari anggota DPRD Bangka Belitung.

Gubernur Bangka Belitung, Hidayat Arsani, menjelaskan bahwa keputusan penangguhan operasional Jembatan Emas didasari oleh pertimbangan teknis yang mendesak. Gubernur Hidayat Arsani membantah bahwa pertimbangan utama penutupan Jembatan Emas adalah biaya operasional jembatan yang mencapai Rp 1,8 miliar, namun lebih kepada ketersediaan suku cadang. Menurutnya, keberlanjutan operasional jembatan dengan sistem buka tutup berpotensi menimbulkan masalah serius, termasuk kemacetan lalu lintas kapal dan kelumpuhan ekonomi regional. Kondisi ini bisa terjadi jika jembatan mengalami kerusakan saat ada antrean kapal di pelabuhan. Gubernur memberikan contoh apabila ada sejumlah kapal yang antre dan jembatan mengalami masalah teknis sehingga tidak dapat diangkat, hal ini akan berdampak pada aktivitas pelabuhan.

Untuk mengatasi kendala tersebut, Pemprov Babel berencana untuk mengembangkan mesin dan komponen jembatan yang baru. Dalam upaya ini, Pemda berencana menggandeng tenaga ahli dari Tiongkok. Gubernur Hidayat Arsani menyatakan, pemerintah daerah akan berupaya mencari tenaga ahli dari China untuk membuat mesin baru. Tujuannya adalah agar operasional jembatan, baik untuk lalu lintas kapal maupun transportasi darat, dapat kembali berjalan normal. Sebagai solusi sementara, bagian tengah jembatan saat ini dibuka agar kapal dapat keluar masuk pelabuhan tanpa hambatan.

Gubernur Hidayat Arsani juga menegaskan bahwa pembangunan Jembatan Emas telah melalui kajian yang mendalam. Namun, kondisi saat ini berbeda karena komponen-komponen jembatan perlu diperbarui. Sebelumnya, anggota DPRD Bangka Belitung, Muhtar Motong, menyampaikan kritik terhadap penghentian operasional Jembatan Emas. Ia menekankan pentingnya kajian komprehensif sebelum pengambilan kebijakan. Muhtar Motong menambahkan, pembangunan jembatan telah mempertimbangkan aspek penting seperti pengembangan pariwisata dan pembangunan ikon daerah. Muhtar Motong juga menepis anggapan bahwa teknologi jembatan sudah tidak relevan, dengan mencontohkan penggunaan sistem serupa di Inggris.