Pemadaman Listrik Total di Bali: Momentum Percepatan Kemandirian Energi Melalui PLTP

Insiden pemadaman listrik total (blackout) yang melanda Bali pada awal Mei 2025 menjadi sorotan tajam dan momentum krusial untuk memprioritaskan kemandirian energi di Pulau Dewata. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menekankan pentingnya pengembangan pembangkit listrik berbasis energi baru dan terbarukan (EBT), khususnya Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), sebagai solusi jangka panjang untuk memenuhi kebutuhan listrik Bali secara mandiri dan berkelanjutan.

Blackout yang terjadi pada Jumat, 2 Mei 2025, dan baru pulih sepenuhnya pada Sabtu, 3 Mei 2025, melumpuhkan aktivitas masyarakat dan ekonomi Bali. Kejadian ini memicu diskusi mendalam tentang ketergantungan Bali pada pasokan listrik dari Jawa melalui Saluran Kabel Laut Tegangan Tinggi (SKLT). Gangguan pada SKLT tersebut menjadi penyebab utama pemadaman massal, membuka mata semua pihak akan risiko yang dihadapi ketika sebuah pulau sepenuhnya bergantung pada sumber energi eksternal.

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, menyampaikan bahwa idealnya, setiap pulau harus memiliki sistem energi yang mandiri dan resilien. Potensi panas bumi di wilayah Bedugul, Bali, dapat dimanfaatkan secara optimal untuk membangun PLTP yang mampu memenuhi kebutuhan listrik lokal, mengurangi ketergantungan pada Jawa, dan meningkatkan ketahanan energi Bali. Pengembangan PLTP juga sejalan dengan komitmen pemerintah untuk meningkatkan pemanfaatan EBT dalam bauran energi nasional.

PT PLN (Persero) telah melakukan investigasi awal dan mengidentifikasi gangguan pada SKLT sebagai penyebab utama blackout. Meskipun transmisi berhasil dipulihkan dalam waktu singkat, insiden ini menggarisbawahi perlunya evaluasi menyeluruh terhadap infrastruktur kelistrikan dan prosedur operasional standar (SOP). PLN juga menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dialami masyarakat dan berjanji untuk mengambil langkah-langkah preventif agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.

Sebagai tindak lanjut, Kementerian ESDM mendorong PLN untuk segera menyelesaikan audit menyeluruh terhadap SOP terkait operasi, pemeliharaan jaringan, dan penanganan gangguan meluas. Audit ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi kelemahan dan meningkatkan efektivitas penanganan gangguan, sehingga meminimalkan dampak pemadaman listrik di masa depan. Selain itu, pengembangan PLTP di Bedugul diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang untuk meningkatkan kemandirian energi Bali dan mengurangi risiko pemadaman akibat gangguan pada sistem transmisi jarak jauh.

Pentingnya Kemandirian Energi:

  • Mengurangi ketergantungan pada pasokan energi eksternal.
  • Meningkatkan ketahanan energi terhadap gangguan pada sistem transmisi.
  • Memanfaatkan potensi sumber daya energi lokal.
  • Mendukung pembangunan ekonomi berkelanjutan.
  • Menciptakan lapangan kerja baru di sektor EBT.

Pengembangan PLTP di Bali bukan hanya solusi teknis untuk mengatasi masalah pemadaman listrik, tetapi juga langkah strategis untuk mewujudkan kemandirian energi dan membangun masa depan yang lebih berkelanjutan bagi Pulau Dewata.