Presiden Prabowo Soroti Pengelolaan Aset Negara yang Belum Optimal, Singgung Senayan dan Kemayoran
Presiden Prabowo Subianto menyoroti pengelolaan aset negara yang dinilai belum optimal, khususnya aset yang berada di bawah penguasaan pihak lain setelah masa konsesinya berakhir. Dalam sidang kabinet paripurna yang digelar di Istana Negara, Jakarta, Senin (5/5/2025), Presiden Prabowo menekankan pentingnya pendataan dan pengembalian aset-aset tersebut kepada negara.
Dalam penjelasannya, Presiden Prabowo mencontohkan aset negara yang berada di kawasan Senayan dan Kemayoran. Beliau menyebutkan bahwa luas aset negara di Senayan mencapai lebih dari 200 hektare. "Yang ini dikuasai ini, yang itu dikuasai itu," ujarnya, menggambarkan kondisi penguasaan aset yang tidak jelas. Selain Senayan, Presiden juga menyinggung aset negara di Kemayoran yang luasnya mencapai lebih dari 400 hektare. Presiden Prabowo sempat melontarkan pertanyaan kepada Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) terkait hal ini, dan respons Mensesneg yang tertawa memicu komentar dari Presiden.
Presiden menginstruksikan agar seluruh aset yang dimiliki pemerintah didata secara cermat. Aset-aset tersebut nantinya akan diserahkan kepada Danantara untuk dikelola secara profesional. Presiden Prabowo mengungkapkan bahwa dirinya baru menyadari besarnya aset yang dimiliki Indonesia setelah dilakukan konsolidasi aset-aset Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ke dalam Danantara. Menurutnya, nilai aset yang berada di bawah manajemen mencapai 982 miliar USD, namun ia menyebutkan angka konservatif sekitar 900 miliar USD.
"Kita kaget bahwa aset kita under manajemen kita 982 miliar USD. Tapi kita konservatif ya sekitar 900 lah. Kita katakan ini aset under manajemen. Ada yang katakan ini dan itu, ada Tbk saham, tapi itu manage itu," ujarnya.
Presiden juga mencontohkan Kompleks Gelora Bung Karno (GBK) di Senayan yang nilainya diperkirakan mencapai 30 miliar USD. Dengan demikian, total aset yang dikelola dapat menembus angka 1 triliun USD. Namun, Presiden Prabowo menyayangkan bahwa tidak semua pemimpin Indonesia memahami kondisi aset yang dimiliki negara. Ia juga menyoroti perilaku birokrat yang kerap menyembunyikan aset-aset tersebut.
"Nah ini kadang-kadang pandainya beberapa birokrat kita. Aset disembunyikan. Saya minta menteri-menteri kaji, menteri-menteri yang punya aset banyak ini (kaji dan cari) aset disembunyikan," tegas Prabowo.
Presiden Prabowo mengkhawatirkan nasib aset negara jika terus dibiarkan tidak terkelola dengan baik. Ia menyebutkan bahwa aset-aset tersebut berpotensi hilang atau tidak jelas keberadaannya seiring dengan pergantian menteri dan presiden.
Berikut adalah poin-poin penting yang disampaikan Presiden Prabowo terkait pengelolaan aset negara:
- Pentingnya pendataan dan pengembalian aset negara yang dikuasai pihak lain.
- Aset negara di Senayan dan Kemayoran menjadi contoh aset yang perlu ditangani.
- Konsolidasi aset BUMN ke dalam Danantara mengungkapkan besarnya potensi aset negara.
- Perilaku birokrat yang menyembunyikan aset menjadi perhatian serius.
- Pengelolaan aset yang baik dapat meningkatkan nilai aset negara secara signifikan.