Program Makan Bergizi Gratis: Prabowo Soroti Tingkat Keberhasilan dan Kasus Keracunan
Presiden Prabowo Subianto baru-baru ini menyoroti capaian program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang telah menjangkau lebih dari 3 juta penerima. Dalam sidang kabinet paripurna yang diselenggarakan di Kantor Presiden, Jakarta, Prabowo menyampaikan bahwa persentase kasus keracunan dalam program ini tergolong sangat kecil, yaitu di bawah 1 persen dari total penerima.
"Hari ini memang ada yang keracunan. Yang keracunan sampai hari ini dari 3 koma sekian juta, kalau tidak salah di bawah 200 orang. Yang rawat inap hanya 5 orang," Ujar Prabowo.
Kepala Negara menekankan bahwa angka ini menunjukkan keberhasilan program MBG mencapai 99,99 persen. Ia bahkan membandingkan program ini dengan jasa katering pernikahan, di mana risiko keracunan tetap ada meskipun dalam skala yang lebih kecil.
Meski demikian, Prabowo mengingatkan Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, untuk tidak berpuas diri dengan capaian tersebut. Ia menyoroti pentingnya menjaga standar kebersihan dan higienitas di dapur-dapur MBG. Dalam inspeksi mendadak yang dilakukannya, Prabowo menyaksikan para pekerja telah mengenakan perlengkapan standar seperti penutup kepala, sarung tangan, dan pakaian pelindung.
Presiden juga menyinggung masalah intoleransi laktosa pada beberapa anak yang menyebabkan diare setelah mengonsumsi susu dalam menu MBG. Ia menjelaskan bahwa hal ini wajar karena sebagian anak belum terbiasa mengonsumsi susu dan memerlukan waktu untuk beradaptasi.
Pernyataan Prabowo ini muncul setelah adanya laporan dugaan keracunan pangan yang menimpa sejumlah siswa di Bandung dan Tasikmalaya. Salah satu insiden terbaru terjadi di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan Abu Bakar Ash-Shiddiq, Tasikmalaya.
Menanggapi kejadian ini, Kepala BGN, Dadan Hindayana, menegaskan komitmen untuk mengusut tuntas penyebab keracunan dan melakukan evaluasi menyeluruh. BGN menekankan pentingnya kolaborasi lintas pihak, termasuk satuan pendidikan, ahli gizi, penyedia bahan pangan, dan institusi pengawasan mutu, untuk memastikan keamanan dan kelayakan konsumsi MBG.
Laporan serupa juga muncul dari SPPG Bandung, tepatnya di Kecamatan Coblong. BGN telah menerjunkan tim investigasi gabungan dan tengah menunggu hasil uji laboratorium terhadap sampel makanan dan bahan mentah. BGN juga memastikan bahwa siswa yang terdampak telah mendapatkan penanganan medis yang diperlukan.