Prabowo Subianto Menepis Isu Kendali Jokowi dalam Pemerintahan
Isu mengenai adanya kendali dari Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, terhadap pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, menuai tanggapan. Prabowo secara tegas membantah anggapan bahwa dirinya adalah presiden boneka yang dikendalikan oleh Jokowi. Penjelasan ini disampaikan di tengah perbincangan publik mengenai isu 'matahari kembar' antara Jokowi dan Prabowo dalam roda pemerintahan saat ini.
"Saya dibilang presiden boneka, dikendalikan Pak Jokowi. Seolah Pak Jokowi tiap malam telepon saya. Saya katakan itu tidak benar," ujar Prabowo dalam Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, beberapa waktu lalu. Prabowo menjelaskan bahwa dirinya memang seringkali berkonsultasi dengan Jokowi, mengingat pengalaman Jokowi selama 10 tahun memimpin Indonesia. Namun, konsultasi tersebut tidak terbatas hanya pada Jokowi.
Menurut Prabowo, komunikasi dengan para mantan presiden, termasuk Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Megawati Soekarnoputri, merupakan hal yang wajar dan tidak perlu dipermasalahkan. "Saya menghadap beliau (Jokowi) enggak ada masalah, saya menghadap Pak SBY tidak ada masalah, saya menghadap Ibu Mega tidak ada masalah," katanya. Bahkan, Prabowo menyatakan keinginannya untuk dapat bertemu dan berdiskusi dengan mantan presiden lainnya seperti Soekarno, Soeharto, hingga Abdurrahman Wahid.
Lebih lanjut, Prabowo memberikan apresiasi terhadap kinerja dan prestasi Jokowi selama menjabat sebagai kepala negara. Secara khusus, ia memuji kemampuan Jokowi dalam menjaga stabilitas inflasi di Indonesia. Pujian ini disampaikan Prabowo di hadapan para menteri kabinet, termasuk Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, putra Jokowi. "Ini prestasi. Dan saya harus katakan. Jujur ini. Bukan karena Mas Gibran ada di sebelah saya, bukan. Ini objektif. Ini salah satu hasil daripada kepemimpinan dan manajemen Pak Jokowi," ungkap Prabowo.
Prabowo berpendapat bahwa pengalaman Jokowi sebagai Wali Kota Solo memberikan pemahaman mendalam tentang cara mengelola inflasi, sebuah pengetahuan yang mungkin tidak didapatkan dari pendidikan formal di universitas ternama. "Mungkin pengalaman beliau sebagai wali kota membuat beliau ngerti bagaimana memanage inflasi. Yang mungkin enggak ada di buku. Enggak diajarkan di Harvard atau di MIT," jelasnya.
Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, menilai bahwa bantahan Prabowo terhadap isu presiden boneka adalah langkah yang tepat. Menurutnya, komunikasi dan apresiasi Prabowo kepada para presiden terdahulu merupakan bentuk ungkapan terima kasih atas jasa-jasa mereka kepada bangsa. "Prabowo hanya ingin tegaskan ucapkan terima kasih ke presiden terdahulu. Itu bagus sebagai bentuk pengakuan bahwa presiden sebelumnya berjasa untuk bangsa. Tapi jangan artikan itu diatur-diatur atau lainnya," kata Adi.
Sebelumnya, Jokowi juga telah menegaskan bahwa tidak ada 'matahari kembar' dalam pemerintahan saat ini. Ia menyatakan bahwa Indonesia hanya dipimpin oleh satu presiden, yaitu Prabowo Subianto. "Kan sudah saya sampaikan bolak-balik, tidak ada matahari kembar, matahari itu hanya satu, yaitu Presiden Prabowo Subianto," kata Jokowi.
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prasetyo Hadi, juga menyampaikan hal senada. Ia meminta agar kunjungan silaturahmi para menteri ke kediaman Jokowi tidak diartikan sebagai adanya 'matahari kembar' dalam pemerintahan. Isu ini mencuat setelah sejumlah menteri Kabinet Merah Putih mengunjungi Jokowi di Solo pada momen Lebaran. Bahkan, beberapa menteri menyebut Jokowi dengan sebutan 'bos'.
Selain itu, Prabowo juga kerap mengundang Jokowi dan SBY dalam acara peresmian proyek pemerintah. Contohnya, saat peluncuran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), SBY dan Jokowi turut hadir. Prabowo juga pernah meminta Sekretaris Kabinet (Seskab) untuk mengundang Jokowi setiap kali dirinya meresmikan proyek-proyek warisan dari pemerintahan sebelumnya. Persiapan bank emas, salah satu proyek warisan Jokowi, telah dilakukan sejak empat tahun lalu.