Perjuangan Seorang Ibu di Purwakarta: Memohon Bantuan Agar Anaknya Mendapatkan Pembinaan Militer
Seorang ibu dari Purwakarta, Jawa Barat, dengan berlinang air mata, menyampaikan permohonan yang menyentuh hati kepada Dedi Mulyadi. Pertemuan yang berlangsung di kediaman Dedi di Lembur Pakuan, Subang, itu menjadi saksi bisu harapan seorang ibu yang mendambakan perubahan positif bagi putranya.
Sang ibu, yang anaknya saat ini bersekolah di sebuah STM, datang dengan harapan besar agar anaknya dapat dimasukkan ke dalam barak militer. Barak militer yang dimaksud adalah sebuah program pembinaan semi-militer yang berlokasi di Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha Batalyon Artileri Medan 9, Purwakarta. Program ini ditujukan untuk siswa-siswa yang dianggap bermasalah, dengan harapan dapat membentuk karakter dan disiplin mereka.
"Saya mohon dengan sangat, Pak, karena anak saya kurang mendapatkan didikan dari ayahnya (yang telah meninggal dunia). Saya sangat berharap ia bisa dimasukkan ke sana, saya sering melihatnya di media sosial," ungkap ibu tersebut dengan suara bergetar, seperti yang terekam dalam unggahan di kanal YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel.
Dedi Mulyadi, yang mendengarkan dengan seksama, mencoba memahami maksud dari permohonan tersebut. Ia kemudian bertanya secara spesifik, kemana ibu tersebut ingin anaknya diusulkan untuk masuk.
"Saya mohon bantuan Bapak," jawab ibu itu, dengan nada penuh harap.
Mendengar jawaban itu, Dedi Mulyadi langsung mengerti bahwa ibu tersebut menginginkan anaknya untuk mengikuti program pembinaan di barak militer. Namun, ia juga menyadari adanya potensi masalah terkait hak asasi manusia (HAM).
"Oh, ke barak militer? Ibu, hal seperti itu bisa dianggap melanggar HAM, melanggar hak anak. Mengapa Ibu ingin menitipkan anak Ibu ke sana?" tanya Dedi Mulyadi dengan hati-hati.
Dedi Mulyadi kemudian menjelaskan bahwa ia mengetahui bahwa anak dari ibu tersebut saat ini sedang berhadapan dengan hukum. Kasusnya sedang dalam proses penanganan di Polres Purwakarta.
"Kondisi anak Ibu berbeda dengan anak-anak lain yang tidak terlibat dalam proses pidana," jelasnya.
Mantan Bupati Purwakarta itu berjanji akan berkoordinasi dengan Polres Purwakarta terkait kasus yang melibatkan anak tersebut. Ia menekankan bahwa kewenangan atas anak tersebut saat ini berada di bawah Polres, bukan lagi di Dinas Pendidikan.
"Baik, nanti saya akan menanyakan kepada Polres, bagaimana prosesnya. Apakah memungkinkan untuk sementara waktu anak tersebut dititipkan di tempat pembinaan anak-anak berperilaku khusus yang dikelola oleh pemerintah provinsi dan daerah," kata Dedi Mulyadi.
Namun, ibu tersebut tetap bersikeras dengan keinginannya agar anaknya dapat dimasukkan ke barak militer. Ia meyakini bahwa dengan didikan di lingkungan militer, akhlak anaknya akan menjadi lebih baik di masa depan.
"Saya terus mengingatkannya untuk shalat lima waktu. Saya berharap, jika di barak, akhlaknya akan menjadi lebih baik," ujarnya dengan penuh harap.
Dedi Mulyadi menimpali, "Pengalaman menunjukkan bahwa siswa yang mengikuti pembinaan di barak, dalam waktu tiga hari saja, sudah menunjukkan perubahan perilaku yang positif."
Anak dari ibu tersebut berurusan dengan hukum karena terlibat perkelahian dengan temannya. Akibat perkelahian itu, korban mengalami luka-luka akibat sabetan senjata tajam yang dibawa oleh anak tersebut dan kini sedang menjalani perawatan di rumah sakit.
Dedi Mulyadi bertanya kepada ibu tersebut, siapa yang bertanggung jawab atas biaya pengobatan korban. Ibu itu mengaku belum mengetahuinya.
"Saya akan menjenguk dan meminta maaf," ucapnya.
Dedi Mulyadi kemudian berjanji akan menanggung seluruh biaya pengobatan korban. Ia hanya meminta ibu tersebut untuk menjalin silaturahmi dengan keluarga korban, menyampaikan permintaan maaf, dan mencari solusi terbaik bersama.
"Jika biaya pengobatan dibebankan kepada Ibu, itu akan menambah beban Ibu. Biaya pengobatan, saya yang akan urus. Ibu cukup bersilaturahmi dengan keluarga korban, tanyakan apa yang mereka inginkan," kata Dedi Mulyadi dengan nada menenangkan.
Ibu tersebut mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dedi Mulyadi atas bantuan dan perhatiannya.
"Alhamdulillah, mungkin ini jalan yang telah digariskan Allah, saya bertemu dengan Bapak. Ini adalah takdir Allah," kata ibu itu dengan haru.
Dedi Mulyadi menimpali, "Seharusnya pertemuan ini tidak terjadi karena kasus penganiayaan," ujarnya sambil tersenyum.
Di akhir pertemuan, Dedi Mulyadi memberikan sejumlah uang kepada ibu tersebut dan berjanji akan membantu menangani masalah yang dihadapi putranya.