Perjuangan Nahrowi: Dari Tusuk Sate Hingga Tanah Suci Setelah 13 Tahun Penantian
Madiun, Jawa Timur – Kisah inspiratif datang dari seorang perajin tusuk sate bernama Nahrowi (52) asal Kabupaten Madiun, Jawa Timur. Setelah 13 tahun penuh kesabaran dan ketekunan, impiannya untuk menunaikan ibadah haji akhirnya terwujud.
Nahrowi, warga Kelurahan Bangunsari, Kecamatan Dolopo, tak pernah menyangka bahwa usaha kecilnya membuat dan menjual tusuk sate mampu mengantarkannya ke Tanah Suci. Ditemui pada Senin (5/5/2025), Nahrowi mengungkapkan rasa syukur yang mendalam atas kesempatan yang diberikan Allah SWT kepadanya.
Perjalanan Nahrowi menuju Baitullah dimulai pada tahun 2012. Saat itu, dengan keterbatasan ekonomi dan pekerjaan yang belum mapan, ia memberanikan diri mendaftar haji. Tabungan yang dimilikinya saat itu hanya Rp 5 juta, jauh dari persyaratan minimal Rp 25 juta. Namun, niat yang kuat dan keyakinan akan pertolongan Allah SWT mendorongnya untuk tetap melangkah.
Dengan tekad yang membara, Nahrowi memilih untuk mengangsur kekurangan biaya pendaftaran haji selama dua tahun. Sambil bertani kecil-kecilan, ia berusaha keras mencari tambahan penghasilan untuk mewujudkan impiannya. Lima tahun berselang, Nahrowi mencoba peruntungan dengan menekuni usaha pembuatan dan penjualan tusuk sate. Dari sinilah, sedikit demi sedikit, pundi-pundi rupiahnya mulai bertambah.
Setiap kilogram tusuk sate yang terjual dengan harga antara Rp 10.000 hingga Rp 18.000, Nahrowi menyisihkan sebagian keuntungannya untuk ditabung. Dengan disiplin yang tinggi, ia mampu menabung Rp 10.000 hingga Rp 20.000 setiap hari. Meskipun terasa berat, mengingat ia hanya mengandalkan usaha tusuk sate, Nahrowi tidak pernah menyerah. Ia terus berjuang dan berdoa agar diberikan kemudahan dalam mencapai tujuannya.
Setelah melunasi biaya haji yang mencapai Rp 33 juta, Nahrowi kini fokus mempersiapkan diri menjelang keberangkatannya ke Tanah Suci. Ia telah mengikuti berbagai kegiatan persiapan, seperti bimbingan manasik haji, tes kesehatan, vaksinasi IPV, meningitis, dan influenza, serta pembagian koper haji. Selain itu, ia juga rutin berolahraga untuk menjaga stamina, mengingat ibadah haji membutuhkan kondisi fisik yang prima. Tak lupa, Nahrowi juga mempersiapkan perlengkapan haji lainnya, seperti perlengkapan ibadah, dokumen penting, perlengkapan harian, dan logistik.
Nahrowi berharap agar selama menjalankan ibadah haji di Tanah Suci, ia diberikan kesehatan, kelancaran, dan keselamatan hingga kembali ke tanah air. Ia dijadwalkan memasuki Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, pada Minggu (18/5/2025) pagi. Di Tanah Suci, Nahrowi akan memanjatkan doa agar seluruh keluarganya dapat menunaikan ibadah haji. Ia juga berharap agar setelah kembali dari Tanah Suci, ia diberikan kelancaran rezeki sehingga dapat memberangkatkan seluruh keluarganya, minimal untuk menunaikan ibadah umrah.
Kisah Nahrowi ini menjadi bukti bahwa dengan ketekunan, kerja keras, dan keyakinan kepada Allah SWT, tidak ada impian yang mustahil untuk diwujudkan. Semoga kisah inspiratif ini dapat memotivasi kita semua untuk terus berjuang dan tidak pernah menyerah dalam meraih cita-cita.