Prabowo Ungkap Pengaruh Asing dalam Sejarah Indonesia: Dari Madiun hingga Snouck Hurgronje

Presiden Prabowo Subianto menyoroti peran kekuatan asing dalam dinamika politik dan sejarah Indonesia. Hal ini disampaikan dalam sidang kabinet paripurna yang membahas perkembangan geopolitik global.

Menurut Prabowo, Indonesia, yang selama ini dikenal sebagai negara yang kooperatif di kancah internasional, perlu memahami lebih dalam akar permasalahan yang memengaruhi stabilitas nasional. Ia menekankan pentingnya berpegang teguh pada Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan dalam menghadapi ketidakpastian global. UUD 1945 dirancang oleh para pendiri bangsa yang memiliki pengalaman pahit terhadap imperialisme dan penjajahan.

Prabowo mengungkapkan, campur tangan asing telah mewarnai perjalanan Indonesia sejak awal kemerdekaan, memicu serangkaian peristiwa penting selama hampir tiga dekade. Ia menyoroti Peristiwa Madiun 1948, yang seringkali dianggap sebagai pemberontakan komunis yang diotaki oleh PKI. Namun, Prabowo menyatakan bahwa terdapat indikasi kuat keterlibatan Belanda dalam memfasilitasi pergerakan tokoh-tokoh PKI seperti Musso dan Semaoen, yang memiliki hubungan dengan Uni Soviet.

  • Peristiwa Madiun: Prabowo mempertanyakan bagaimana Musso dan Semaoen, tokoh-tokoh PKI yang terkait dengan Uni Soviet, dapat mencapai Madiun jika Belanda menguasai Batavia dan seluruh lapangan terbang. Ia mengindikasikan adanya dukungan atau pembiaran dari pihak Belanda.

Selain Peristiwa Madiun, Prabowo juga menyinggung pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) yang terjadi pada tahun 1949 dan tahun-tahun berikutnya. Ia mengklaim bahwa dokumen-dokumen yang ada menunjukkan adanya campur tangan asing, khususnya dari Belanda, dalam pemberontakan tersebut.

  • Pemberontakan DI/TII: Prabowo mengklaim, berdasarkan dokumen yang ada, bahwa Belanda memiliki peran dalam pemberontakan DI/TII.

Lebih lanjut, Prabowo menyebut nama Snouck Hurgronje, seorang orientalis Belanda yang dikenal karena perannya dalam mempelajari Islam di Indonesia. Prabowo mengidentifikasi Snouck Hurgronje sebagai agen intelijen Belanda yang menggunakan nama sandi "Sandi Yudha".

  • Snouck Hurgronje: Prabowo menyebut Snouck Hurgronje sebagai agen intelijen Belanda dengan nama sandi "Sandi Yudha".

Pernyataan Prabowo ini menggarisbawahi pentingnya pemahaman sejarah yang komprehensif dan kritis, termasuk mengenali potensi pengaruh asing dalam dinamika politik dan sosial Indonesia. Hal ini menjadi penting dalam menjaga kedaulatan dan stabilitas nasional di tengah kompleksitas percaturan global.