Ironi Persiapan Porprov: Atlet Binaraga Malang Terpaksa Konsumsi Ayam Bangkai Akibat Krisis Anggaran
Di balik gemerlap ambisi meraih prestasi dalam Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur 2025, terkuak sebuah realita pahit yang menimpa para atlet binaraga Kabupaten Malang. Demi memenuhi tuntutan nutrisi yang krusial bagi pembentukan otot, mereka terpaksa mengonsumsi ayam tiren, atau ayam bangkai, akibat keterlambatan pencairan anggaran. Kondisi ini memicu keprihatinan mendalam dan menyoroti permasalahan pendanaan yang menghantui dunia olahraga daerah.
Kisah memilukan ini mencuat ke permukaan setelah beredarnya video di media sosial yang memperlihatkan para atlet binaraga tengah membersihkan ayam tiren di sebuah kamar mandi. Ayam-ayam tersebut, yang diperoleh dari peternak dengan harga murah karena sudah tidak layak konsumsi, kemudian diolah secara mandiri oleh para atlet. Video ini sontak memicu reaksi simpati dan kecaman dari berbagai pihak, yang mempertanyakan komitmen pemerintah daerah terhadap kesejahteraan atlet.
Menurut Ketua Persatuan Binaraga dan Fitnes Indonesia (PBFI) Kabupaten Malang, Indra Khusnul, keterlambatan pencairan anggaran untuk Porprov 2025 menjadi penyebab utama para atlet terpaksa mengonsumsi ayam tiren. Indra menjelaskan bahwa atlet binaraga membutuhkan asupan nutrisi yang tinggi, terutama protein, untuk mendukung pertumbuhan otot. Dengan anggaran yang terbatas, mereka tidak mampu membeli sumber protein yang layak dan terpaksa mencari alternatif yang lebih murah, meskipun berisiko bagi kesehatan.
Indra mengungkapkan bahwa setiap atlet binaraga membutuhkan setidaknya Rp 3 juta per bulan untuk memenuhi kebutuhan gizi. Namun, dana yang tersedia jauh dari mencukupi. Pemkab Malang baru mencairkan anggaran Pemusatan Latihan Kabupaten (Puslatkab) sebesar Rp 1 juta per atlet, yang hanya cukup untuk uang saku. Akibatnya, para atlet harus berjuang sendiri untuk memenuhi kebutuhan nutrisi mereka.
Dari 25 atlet yang disiapkan Kabupaten Malang, hanya 12 atlet yang dipastikan ikut Porprov 2025. Meski begitu, seluruh atlet binaraga sempat terlibat dalam proses pembersihan ayam tiren tersebut.
Kondisi ini memaksa Indra untuk menggunakan dana pribadi sejak Agustus 2024 demi memenuhi kebutuhan nutrisi atlet. Namun, keterbatasan finansial membuat langkah itu tak bisa bertahan lama. Ia berharap pemerintah daerah segera mencukupi kebutuhan gizi atlet, agar persiapan menghadapi Porprov Jawa Timur 2025 tetap berjalan maksimal.
Menanggapi viralnya video tersebut, Pemerintah Kabupaten Malang berjanji akan segera mencairkan anggaran Porprov 2025. Plh Sekda Kabupaten Malang, Nurman Ramdansyah, menjelaskan bahwa keterlambatan pencairan anggaran disebabkan oleh masalah administratif, terutama terkait nomor rekening yang tidak aktif. Ia juga menegaskan bahwa keputusan para atlet binaraga mengonsumsi ayam tiren dilatarbelakangi tuntutan untuk memenuhi standar gizi ketat sebelum pertandingan.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Kabupaten Malang, M. Hidayat, menambahkan bahwa total anggaran yang telah dicairkan sebesar Rp 3 miliar untuk 63 cabor yang akan berlaga di Porprov 2025.
Kasus ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak tentang pentingnya perhatian dan dukungan terhadap atlet daerah. Keterlambatan pencairan anggaran dan kurangnya fasilitas yang memadai dapat menghambat persiapan atlet dan bahkan membahayakan kesehatan mereka. Pemerintah daerah diharapkan dapat lebih serius dalam menangani masalah ini dan memastikan bahwa para atlet mendapatkan dukungan yang layak untuk meraih prestasi yang membanggakan.
Kebutuhan Gizi Atlet Binaraga:
- Membutuhkan asupan nutrisi yang tinggi, terutama protein
- Setidaknya membutuhkan Rp 3 juta per bulan untuk memenuhi kebutuhan gizi
- Memerlukan anggaran Rp 6-7 juta per bulan untuk kebutuhan nutrisi, multivitamin, dan suplemen