Krisis Ekonomi Mengancam Pulau Enggano: Warga Geram dan Ancam Tuntut Ganti Rugi Pelindo Akibat Pendangkalan Pelabuhan

Pulau Enggano, sebuah wilayah terpencil di Bengkulu, kini menghadapi ancaman krisis ekonomi serius akibat terhambatnya aktivitas pelayaran. Masyarakat setempat mengungkapkan kekecewaan mendalam dan berencana melayangkan gugatan terhadap PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) atas kerugian yang mereka derita. Kondisi ini dipicu oleh pendangkalan alur Pelabuhan Pulau Baai yang telah berlangsung selama beberapa bulan terakhir.

Keterlambatan penanganan pendangkalan ini berdampak signifikan pada perekonomian warga. Herwin Kauno, perwakilan masyarakat Enggano, menyampaikan bahwa isolasi yang mereka alami telah menyebabkan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pokok. Pasokan bahan makanan terhambat, sementara hasil bumi andalan pulau seperti pisang, melinjo, dan ikan tidak dapat dipasarkan ke luar daerah. Akibatnya, produk-produk pertanian terbuang percuma, menimbulkan kerugian materi yang sangat besar.

"Bayangkan saja, jika satu kilogram pisang dihargai Rp 5.000, dan dalam sebulan ada ribuan kilogram pisang yang tidak bisa dijual. Kerugiannya mencapai miliaran rupiah," ujar Herwin Kauno. Ia menambahkan, kondisi ini bukan hanya merugikan secara materi, tetapi juga memberikan dampak imaterial yang signifikan bagi kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Enggano.

Warga Enggano berencana menghitung secara rinci kerugian yang mereka alami dan menuntut ganti rugi kepada Pelindo. Mereka menilai, lambatnya tindakan pengerukan alur pelabuhan menjadi penyebab utama permasalahan ini. Masyarakat berharap Pelindo dapat segera mengambil langkah konkret untuk mengatasi pendangkalan alur agar aktivitas pelayaran dapat kembali normal.

Pemerintah Provinsi Bengkulu melalui Plt Sekretaris Daerah, Herwan Antoni, menyatakan akan menindaklanjuti keluhan masyarakat Enggano dan berkoordinasi dengan Pelindo untuk mencari solusi terbaik. Pemerintah daerah juga telah berupaya untuk menyelesaikan persoalan ini, termasuk melakukan pertemuan dengan Direktur Utama Pelindo dan meminta Kementerian Perhubungan untuk mengalihkan pengelolaan alur pelabuhan ke Pemda Provinsi.

Sementara itu, Pelindo menyatakan telah mempercepat proses pengerukan alur pelayaran di Pelabuhan Pulau Baai. Perusahaan telah mengerahkan sejumlah alat berat, termasuk kapal keruk, excavator, dan dump truck. Pelindo juga berencana menambah satu kapal keruk berukuran lebih besar untuk mempercepat proses pengerukan. Ribuan kubik pasir telah berhasil diangkat, dan alur pelayaran mulai terbuka secara bertahap.

General Manager Pelindo Regional 2 Bengkulu, S Joko, menjelaskan bahwa pengerukan alur pelayaran telah dilakukan sejak awal April. Pihaknya berkomitmen untuk terus berupaya mengatasi pendangkalan alur agar aktivitas pelayaran di Pelabuhan Pulau Baai dapat kembali normal secepatnya.

Berikut adalah daftar hasil bumi Pulau Enggano:

  • Pisang
  • Melinjo
  • Ikan