Identifikasi Habitat Kritis Pari Manta Karang di Indonesia: Mendesak Perluasan Zona Konservasi

Penemuan Habitat Baru Pari Manta Karang: Urgensi Perluasan Zona Perlindungan

Indonesia, sebagai rumah bagi populasi pari manta karang (Mobula alfredi) terbesar di dunia, menghadapi tantangan besar dalam melestarikan spesies yang rentan punah ini. Studi terbaru mengungkap bahwa pari manta karang memiliki wilayah jelajah yang lebih terbatas dari perkiraan sebelumnya, dengan aktivitas utama terkonsentrasi di empat wilayah utama: Berau (Kalimantan Timur), Nusa Penida (Bali), Pulau Komodo (Nusa Tenggara Timur), dan perairan Raja Ampat (Papua Barat Daya).

Temuan ini menggarisbawahi kebutuhan mendesak untuk memperluas zona konservasi yang ada. Penelitian menunjukkan bahwa pergerakan pari manta karang sangat terbatas, dengan rata-rata wilayah jelajah hanya seluas 4.667 km persegi. Data pelacakan satelit selama 118 hari menunjukkan bahwa tidak ada migrasi antar wilayah, yang berarti populasi lokal terisolasi secara ekologis dan tidak terhubung satu sama lain.

Dalam studi ini, para peneliti memasang pelacak satelit berbasis GPS pada 33 individu pari manta karang di empat habitat utama. Data lokasi dikirimkan ke satelit ketika antena pelacak muncul ke permukaan air, memungkinkan pemantauan pergerakan pari manta dalam jangka waktu yang lama secara akurat. Hasilnya, para peneliti menemukan pola perilaku yang khas dari pari manta karang di setiap wilayah.

Lokasi Makan dan Stasiun Pembersihan

Pari manta karang cenderung tidak suka bepergian jauh, tetapi mereka tetap melakukan aktivitas komuter. Mereka selalu kembali ke lokasi yang sama untuk makan dan membersihkan diri. Lokasi makan mereka biasanya merupakan area yang kaya akan zooplankton, sumber makanan utama mereka. Sementara itu, 'stasiun pembersihan' adalah area terumbu karang tempat mereka dibersihkan dari parasit oleh ikan-ikan kecil. Pari manta karang dapat menghabiskan waktu berjam-jam setiap hari di lokasi ini. Selain untuk menjaga kesehatan tubuh, stasiun pembersihan juga menjadi ruang bagi mereka untuk bersosialisasi, termasuk mencari pasangan.

Penelitian ini juga berhasil mengidentifikasi beberapa lokasi baru area makan pari manta yang belum teridentifikasi sebelumnya. Lokasi-lokasi ini mencakup perairan barat dan utara Pulau Waigeo (Raja Ampat), perairan antara Raja Ampat dan Fakfak, Teluk Baru di Komodo, perairan utara dan selatan Kepulauan Derawan, serta perairan selatan Lombok. Ironisnya, area-area ini belum termasuk dalam kawasan konservasi pari manta yang telah ditetapkan pemerintah.

Rekomendasi untuk Perlindungan yang Lebih Baik

Fakta bahwa pari manta karang cenderung menetap di lokasi tertentu menandakan bahwa konservasi spesies ini harus difokuskan pada perlindungan habitat lokal yang spesifik. Hal ini harus mencakup jalur migrasi dan area jelajah yang di dalamnya termasuk lokasi-lokasi penting aktivitas harian pari manta, terutama area makan dan 'stasiun pembersihan'.

Saat ini, pemerintah telah menetapkan batas kawasan konservasi perairan (KKP), termasuk di empat wilayah habitat utama pari manta karang. Namun, data menunjukkan bahwa pari manta karang yang dilacak hanya menghabiskan 12-47 persen dari waktu mereka di dalam kawasan konservasi tersebut. Ini berarti sebagian besar waktu mereka dihabiskan di luar kawasan yang dilindungi, meningkatkan risiko terhadap kelestarian mereka.

Berdasarkan temuan ini, para peneliti merekomendasikan langkah-langkah strategis berikut untuk melindungi pari manta karang secara optimal:

  • Perluasan kawasan konservasi: Meliputi lokasi-lokasi baru yang ditemukan sebagai area makan dan 'stasiun pembersihan'.
  • Integrasi data pelacakan satelit: Ke dalam perencanaan tata ruang laut untuk penetapan zona konservasi yang lebih berbasis data ilmiah.
  • Penguatan regulasi perikanan: Melarang alat tangkap merusak dan memitigasi tangkapan sampingan di daerah yang menjadi jalur migrasi dan area jelajah pari manta.
  • Peningkatan pengawasan dan penegakan hukum: Di dalam dan sekitar KKP untuk mencegah aktivitas ilegal.

Sebagai negara dengan populasi pari manta terbesar di dunia, Indonesia memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan keberlanjutan spesies ini. Penelitian ini memberikan landasan ilmiah yang kuat untuk mendukung konservasi berbasis spesies dan ekosistem. Melindungi pari manta tidak hanya berarti melestarikan satu jenis hewan, tetapi juga menjaga ekosistem laut tropis yang menjadi bagian penting dari warisan dunia.